Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ferdy Hasiman
Peneliti

Peneliti di Alpha Research Database. Menulis Buku Freeport: Bisnis Orang Kuat Vs Kedaulatan Negara, Gramedia 2019. dan Monster Tambang, JPIC-OFM 2013.

Urgensi Insentif Kendaraan Listrik

Kompas.com - 07/06/2023, 10:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di tengah paradigma dunia mengembangkan kendaraan listrik, produsen-produsen otomotif dunia juga tak ingin ketinggalan kereta. Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dana investasi besar untuk pengembangan kendaraan listrik.

Produsen-produsen otomotif dipaksa beradaptasi dengan kebijakan baru ini. Produsen otomotif besar, seperti Mitsubishi, Honda, dan Toyota mulai menginvestasikan sekitar Rp 100 triliun untuk pengembangan mobil listrik.

Penjualan mobil listrik produsen-produsen mobil listrik dunia meningkat. Tesla (AS) misalnya, menjual 97,000 mobil listrik tahun 2019 atau meningkat tajam dibandingkan tahun 2018 sebesar 83,777 unit (Tesla:2020).

Sementara, Volkswagen (Eropa) juga menjual 212,000 unit mobil listrik tahun 2020, naik 158 persen dibandingkan tahun 2019. Banyak analis dunia memperkirakan pasar mobil listrik dunia akan tumbuh 53 miliar dolar AS tahun 2025.

China Association Of Automobile Manufactures (CAAM:2019) mengatakan, sejak tahun 2019, kendaraan listrik di China tumbuh 1,7 juta unit dari 1,6 juta unit tahun 2018. Sementara penjualan mobil berbasis fosil di China mulai mengalami penurunan.

Tahun 2019, penjualan mobil berbasis fosil China turun 13 persen atau 4.82 juta unit per tahun, sementara penjualan kendaraan listrik meningkat 118 persen menjadi 254.000.

Sementara, McKinsey (2022) memproyeksikan, produksi mobil listrik global tumbuh dari 20 juta unit tahun di 2017 menjadi 31 juta kendaraan listrik tahun 2025. Perubahan paradigma menuju mobil listrik ini mestinya menjadi berkah bagi Indonesia.

Ada dua alasan utama mengapa Indonesia harus beralih ke mobil listrik. 

Pertama, produksi minyak nasional terus-menerus mengalami penurunan secara alamiah. Gairah masyarakat Indonesia membeli kendaraan berbahan bakar fosil sangat tinggi. Selain itu, konsumsi minyak nasional juga sangat tinggi baik untuk kendaraan maupun kelangsungan sektor industri.

Peralihan menuju kendaraan listrik penting untuk mengurangi ketergantungan impor pada minyak. Cadangan minyak Indonesia hanya bisa bertahan sampai 10 tahun (Kementerian ESDM).

Produksi minyak Indonesia hanya 750.000 barel per hari, sementara kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) domestik mencapai 1,4 juta barel per hari. Indonesia harus mengimpor sekitar 700.000 barel minyak dari pasar internasional yang membuat neraca perdagangan defisit dan APBN tekor.

Kemampuan produksi BBM di kilang milik Pertamina (Persero) juga hanya mencapai 800.000 barel per hari. Dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa dan mekarnya industri nasional, konsumsi domestik mencapai 1,4 juta barel per hari dan bisa terus meningkat ke depan seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dan pertumbuhan ekonomi yang besar pula.

Tak mengherankan jika sejak periode pertama pemerintahan Jokowi tahun 2014, neraca perdagangan terus mengalami defisit akibat impor minyak terlalu besar. Atas dasar itu, publik perlu menyambut positif langkah pemerintah mendorong pengembangan mobil listrik.

Dengan peralihan ke mobil listrik, Indonesia bisa selamat dari kelangkaan BBM, jurang defisit dan menciptakan energi bersih. Maka, saatnya pemerintah harus mendorong terus pengembangan mobil listrik dan konversi dari kendaraan berbasis fosil menuju kendaraan listrik agar Indonesia selamat dari jurang defisit terus-menerus dan menjadi pemain utama dalam kendaraan listrik.

Kedua, Indonesia adalah negara kaya nikel, timah, mangan, dan tembaga. Sederet jenis mineral ini adalah bahan baku untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Indonesia adalah produsen nikel terbesar dunia atau 27 persen berkontribusi untuk nikel dunia.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com