Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Akhirnya Bangkit

Kompas.com - 11/07/2023, 09:36 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (11/7/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.20 WIB, IHSG berada pada level 6.763,44 atau naik 32,4 poin (0,48 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.731,03.

Sebanyak 227 saham melaju di zona hijau dan 160 saham di zona merah. Sedangkan 244 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,05 triliun dengan volume 3,5 miliar saham.

Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, hari ini IHSG berpeluang menguat. Sentimen positif muncul dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2023 yang terjaga dalam zona optimis (>100) pada level 127,1.

Baca juga: IHSG Hari Ini Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisisnya

“Hasil suvei yang dilakukan Bank Indonesia tersebut memberikakan indikasi bagaimana persepsi dan atau keyakinan kosumen akan terhadap ekonomi dalam negeri semakin menguat. Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support and resistance 6.720-6.763,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Sementara itu pasar saham Asia pagi ini juga berada di teritori positif. Indeks Nikkei Jepang menguat 0,33 persen (107 poin) menjadi 32.296,69, indeks Hang Seng Hongkong naik 142,4 poin (0,7 persen) ke posisi 18.622,18. Indeks Komposit Shanghai China bertambah 0,15 persen (4,7 poin) di posisi 3.208,48, dan indeks Strait Times Singapura menguat 0,11 persen (3,4 poin) menjadi pada posisi 3.152,75.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga bergerak di zona hijau. Melansir data Bloomberg, pukul 09.16 WIB rupiah berada pada level Rp 15.195 per dollar AS, atau naik 10 poin (0,06 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.205 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah hari ini dibayangi oleh ekspektasi pasar terhadap penurunan inflasi AS. Semalam data ekpektasi inflasi konsumen AS terbaru menunjukkan penurunan inflasi ke 3,8 persen dibandingkan sebelumnya 4,1 persen. Ini hasil pengukuran terendah sejak April 2021.

“Pelemahan rupiah mungkin tertahan hari ini dan bisa berbalik menguat terhadap dollar AS. Rabu malam besok, data inflasi konsumen AS untuk bulan Juni akan dirilis. Konsensus pasar, data ini akan menunjukkan angka 3,1 persen, jauh lebih rendah dari data inflas bulan sebelumnya 4 persen,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ekspektasi penurunan inflasi ini diantisipasi pasar dengan penurunan nilai dollar AS terhadap nilai tukar lainnya. Ariston menilai terbuka peluang untuk rupiah bisa menguat sementara terhadap dollar AS hari ini.

“Penurunan inflasi ini meningkatkan harapan pasar bahwa era suku bunga tinggi akan segera berakhir. Hari ini rupiah berpotansi bergerak ke arah Rp 15.100 per dollar AS, dengan potensi resisten Rp 15.230 per dollar AS,” tambahnya.

Baca juga: Ini 5 Saham LQ45 yang Banjir Cuan dalam Sepekan

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com