Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Minat Belanja Barang Dimensi Besar di E-commerce

Kompas.com - 30/07/2023, 16:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belanja online melalui e-commerce mungkin telah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat.

Hal ini lantaran layanan e-commerce telah menyediakan berbagai macam kebutuhan masyarakat mulai yang pokok sampai pernak-perniknya.

Sebagai gambaran, studi bertajuk Laporan Perilaku Konsumen eCommerce Indonesia 2023 dari Kredivo dan Katadata Insight Center menemukan sebanyak 58,1 persen masyarakat melakukan pembelian secara online.

Namun, apakah masyarakat tetap menjadikan e-commerce jujukan untuk berbelanja kebutuhan dengan ukuran yang besar?

Belanja di e-commerce kerap dikaitkan dengan barang yang berdimensi kecil dan ringan.

Baca juga: Apa Itu Marketplace dan Bedanya dengan Toko Online Maupun E-Commerce?

Namun, beberapa masyarakat ternyata juga memanfaatkan e-commerce untuk belanja kebutuhan yang dapat dibilang memiliki ukuran atau dimensi volume besar.

Belanja barang volume besar ini kian kerap digunakan masyarakat karena dianggap praktis dan tersedianya berbagai layanan untuk membuat proses pengiriman aman.

Seorang guru sekolah swasta di Jakarta Barat bernama Awan menceritakan, telah berulang kali belanja online dengan dimensi besar menggunakan e-commerce.

Beberapa barang yang dia beli secara online mulai dari televisi, dispenser, rak dispenser, sampai ranjang tempat tidur.

Semula, ia berdalih bingung tidak tahu tempat membeli semua kebutuhan tersebut. Namun begitu, ia juga mengakui e-commerce menawarkan berbagai layanan yang memungkinkan barang dengan ukuran besar dapat dikirim dengan ongkir yang terjangkau.

"Karena sering beli online juga kali ya, jadi ya itu semua rata-rata ongkirnya seperti beli barang biasa yang ukurannya kecil," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (29/7/2023).

Ia juga kadang menggunakan e-commerce untuk mencari tahu harga pasaran suatu produk. Pun, ia bilang harga di e-commerce lebih murah daripada di toko fisiknya.

"Jadi ya sekalian check out saja dari e-commerce-nya," imbuh dia.

Meskipun demikian, tak jarang ia juga mengajukan keluhan lantaran proses pengiriman yang tidak sesuai. Sebagai contoh, beberapa keluhan yang disampaikan misalnya kemasan yang terkelupas atau basah saat diterima.

"Tapi ya lihat dulu, kalau ternyata isinya aman dan masih bisa dipakai biasanya tidak sampai mengajukan keluhan," ungkap dia.

Baca juga: Mendag Zulhas Ungkap Alasan Larang E-commerce Jual Barang Impor di Bawah Rp 1,5 Juta

Sementara itu, seorang karyawan swasta di Jakarta Pusat bernama Riku juga menceritakan pengalamannya membeli televisi melalui e-commerce. Tak hanya memiliki dimensi yang besar, televisi juga merupakan barang elektronik yang relatif rentan dalam pengiriman.

"Itu karena butuh cepat dan tidak ada waktu ke toko, akhirnya memberanikan diri belanja lewat online, padahal was-was juga," kata dia.

Untuk mengurangi rasa cemas, ia memastikan televisi yang dibelinya dikirim menggunakan layanan kirim mobil kargo.

Tak lupa, ia juga menambahkan layanan proteksi atau asuransi yang tersedia di layanan e-commerce pada televisi yang dibelinya.

"Kargo memang agak lama sampainya, itu juga saat sampai ada rusak kemasannya, tapi waktu dicoba (televisinya) alhamdulilah normal, jadi tidak mengajukan keluhan," tutur dia.

Riku berpegang pada pendirian, selalu memastikan barang dengan dimensi besar dikirim menggunakan mobil.

Pasalnya, ia tidak tega kalau barang itu dibawa oleh kurir yang menggunakan motor meskipun masih memungkinkan.

"Ya sama itu proteksi pengiriman, untuk jaga-jaga juga," terang dia.

Sama halnya dengan Tasya yang pernah membeli bantal guling sampai lemari dua pintu melalui platform e-commerce.

Tak hanya membeli produknya, ia juga membuat janji dengan toko di platform e-commerce untuk mendatangkan teknisi guna merakit lemari dengan dimensi besar tersebut.

"Biar sekalian, karena tokonya memang menyediakan opsi tersebut," ungkap karyawan swasta di Jakarta Selatan tersebut.

Paling tidak, ia bilang, telah menghemat waktu dan biaya yang harusnya digunakan ke toko dan memilih barang. Pun, ia memastikan pengiriman dilakukan menggunakan layanan mobil.

"Jadi tinggal tunggu, dan buat janji dengan teknisinya yang pasang," imbuh dia.

Sekali lagi, pertimbangan harga yang lebih murah yang ongkos kirim yang ternyata tidak membebani konsumen menjadi faktor penentu.

"Ya ongkos kirimnya tunggu ada voucher, jadi tidak mahal-mahal amat," tandas dia.

Berdasarkan hasil riset Snapcart 2023, faktor gratis ongkos kirim menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi sebanyak 71 persen keputusan konsumen belanja di e-commerce.

Baca juga: Asosiasi E-commerce Dukung Pembatasan Penjualan Barang Impor secara Daring

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com