Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedah Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Capai 5,17 Persen

Kompas.com - 07/08/2023, 12:44 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia berlanjut pada kuartal kedua 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) nasional tumbuh 5,17 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal IU-2023.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Selain itu, realisasi ini juga melanjutkan tren pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen sejak kuartal IV-2021.

"Di tengah perekonomian global yang melambat dan menurunnya harga komoditas unggulan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh solid 5,17 persen secara yoy," kata Edy dalam konferensi pers, di Gedung BPS, Jakarta, Snein (7/8/2023).

Baca juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Didominasi Pulau Jawa

Jika dilihat berdasarkan lapangan usahanya, sumber pertumbuhan ekonomi didominasi oleh 4 sektor utama. Keempat sektor tersebut ialah, industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta informasi dan komunikasi.

Jika dilihat berdasarkan kontribusinya, industri pengolahan menyumbang 0,98 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini. Mengekor, sektor perdagangan berkontribusi 0,68 persen, sektor transportasi dan pergudangan juga berkontribusi 0,63 persen, serta informasi dan komunikasi berkontribusi 0,51 persen.

"Industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi," ujar Edy.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,17 Persen pada Kuartal II-2023

Edy bilang, seluruh sumber pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha tumbuh positif. Pertumbuhan paling tinggi dicatatkan sektor transportasi dan pergudangan, yakni sebesar 15,28 persen secara tahunan.

Pesatnya pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan terjadi seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat. Tercatat angkutan udara tumbuh 32,88 persen, angkutan rel tumbuh 19,40 persen, kemudian angkutan udara tumbuh sebesar 18,26 persen.

Sementara itu, pertumbuhan paling rendah dicatatkan oleh sektor real estat (0,96 persen), pertanian (2,02 persen), serta sektor jasa keuangan (2,88 persen).

Baca juga: BPS Hari Ini Umumkan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2023, Simak Proyeksi dari Ekonom

Pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran

Jika dilihat berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, dengan distribusi sebesar 53,31 persen. Tercatat konsumsi rumah tangga 5,23 persen secara yoy.

"Konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama PDB," katanya.

Kemudian, pembentukan modal tetap bruto atau PMTB berkontribusi sebesar 27,90 persen, dengan pertumbuhan sebesar 4,63 persen. Pada perdagangan luar negeri, ekspor terkontraksi -2,75 persen, diikuti impor terkontraksi -3,08 persen.

Lalu, konsumsi pemerintah dengan kontribusi sebesar 7,51 persen tumbuh 10,62 persen. Terakhir, konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 8,62 persen.

Baca juga: Jokowi Bubarkan KPC PEN, Pemerintah Pastikan Program Pemulihan Ekonomi Tetap Berlanjut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com