BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan MITSUBISHI ELECTRIC INDONESIA

Solusi Mitsubishi Electric untuk Capai Karbon Netral lewat Teknologi AI

Kompas.com - 18/08/2023, 13:57 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Emisi gas rumah kaca (GRK) menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang mendapatkan perhatian banyak pihak. Pasalnya, emisi ini dapat berdampak langsung terhadap lingkungan, seperti perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, perubahan pola cuaca ekstrem, peningkatan suhu global, serta gangguan ekosistem.

Kondisi tersebut membuat para pemangku kepentingan di seluruh dunia bahu-membahu merumuskan kebijakan untuk mengurangi dampak emisi GRK.

Sebagai informasi, salah satu penyumbang karbon dioksida (CO2) terbesar, termasuk di Indonesia, adalah industri manufaktur.

Berdasarkan Laporan Inventarisasi Emisi Pencemar Udara Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta 2020, industri manufaktur menempati peringkat empat sektor penyumbang emisi di Jakarta sebesar 10 persen. Adapun posisi pertama ditempati transportasi (44 persen), lalu disusul sektor energi (33 persen) dan perumahan (14 persen).

Baca juga: SCADA GENESIS64, Solusi Visualisasi Data Real-Time untuk Industri Manufaktur

Guna mengurangi dampak emisi, para pelaku sektor industri manufaktur perlu menerapkan konsep karbon netral sebagai prioritas dalam operasional bisnis.

Karbon netral sendiri merupakan upaya untuk mencapai keseimbangan antara emisi yang dihasilkan dengan upaya penyerapan atau penghilangan CO2 pada atmosfer.

Saat ini, banyak perusahaan manufaktur yang berupaya mencapai karbon netral dalam kegiatan operasional mereka.

Sejumlah cara yang umum dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah dengan meminimalisasi emisi CO2 dari proses produksi serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi dan gas buang.

Meski demikian, industri manufaktur kerap menghadapi berbagai tantangan untuk mencapai target karbon netral.

Baca juga: Alasan Konsep Smart Factory Berbasis IoT Penting Diterapkan Pelaku Industri

Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah kesulitan dalam mengidentifikasi pemborosan energi secara otomatis, mendiagnosis faktor-faktor yang menyebabkan kehilangan energi, kurangnya pemantauan dan analisis yang akurat terhadap penggunaan energi, serta kurangnya validasi atau pengukuran keefektifan upaya pengurangan konsumsi energi.

Akibatnya, perusahaan kerap kesulitan mengidentifikasi mesin-mesin yang memerlukan perbaikan energi secara otomatis.

Peran EcoAdvisor dalam pencapaian karbon netral dengan teknologi AI

Agar upaya meraih target karbon netral dapat dilakukan secara efisien, perusahaan dapat berinvestasi pada perangkat berbasis artificial intelligence (AI).

Pasalnya, teknologi AI mampu memantau dan menganalisis data dalam skala besar dengan akurasi tinggi, seperti mengumpulkan data terkait konsumsi energi, proses produksi, dan pola-pola penggunaan lainnya. Hal ini dapat memberikan wawasan mendalam dalam upaya meningkatkan efisiensi.

Mitsubishi Electric Factory Automation memiliki perangkat EcoAdviser berbasis AI yang dapat membantu perusahaan mencapai target karbon netral. DOK. Mitsubishi Electric Mitsubishi Electric Factory Automation memiliki perangkat EcoAdviser berbasis AI yang dapat membantu perusahaan mencapai target karbon netral.
Selain itu, AI dapat menganalisis data dan mengidentifikasi potensi penyimpangan dari efisiensi dalam proses produksi secara real-time. Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil tindakan korektif dan mengoptimalkan kinerja produksi agar lebih efisien.

Mitsubishi Electric Factory Automation memiliki perangkat berbasis AI yang dapat membantu perusahaan mencapai target karbon netral, yakni EcoAdviser.

Perangkat tersebut memiliki berbagai fitur unggulan yang dapat menganalisis pemborosan energi secara otomatis. Dengan demikian, pengguna industri manufaktur dapat melihat hasil analisis dengan lebih cepat.

Selanjutnya, EcoAdviser akan memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan penggunaan energi secara otomatis.

Baca juga: Begini Cara Wujudkan Smart Factory secara Bertahap lewat Visualisasi Data secara Real-Time

Dalam upaya mengurangi energi, EcoAdviser berfokus pada lima area utama, yaitu facility startup time loss, facility shutdown time loss, utility equipment time loss, specific energy consumption, serta production time loss-ratio.

Dengan memperhatikan kelima area tersebut, pengguna dapat mengidentifikasi area yang boros energi secara otomatis dan menganalisis dampaknya terhadap produktivitas.

Selain memberikan gambaran menyeluruh mengenai pemborosan energi, EcoAdviser juga dapat menampilkan versi diagnosis dengan bantuan AI. Hasil diagnosis ini dapat menampilkan perbandingan penggunaan energi dalam sebelum dan sesudah tindakan pengurangan energi diimplementasikan.

Pada praktiknya, perangkat EcoAdviser dapat berkontribusi dalam upaya mengurangi konsumsi energi dan emisi CO2 pada pabrik untuk mencapai karbon netral. Perusahaan dapat berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang dengan mengandalkan perangkat EcoAdviser yang sudah berbasis AI.

Guna memahami kebutuhan para pelaku industri manufaktur yang cukup luas, Mitsubishi Electric Indonesia juga menawarkan program kemitraan untuk membantu perusahaan dalam mengimplementasikan konsep karbon netral dengan perangkat EcoAdviser.

Untuk mengetahui penggunaan EcoAdviser sesuai kebutuhan bisnis, Anda dapat klik tautan ini.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com