Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak 5 Tips Mengatur Keuangan Sejak Masih Jadi Pekerja Pemula

Kompas.com - 19/08/2023, 19:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengalaman pertama mendapat gaji bagi pekerja pemula tentu sangat menyenangkan. Terbayang segala kebutuhan dan keinginan bisa segera diwujudkan. Sayangnya, begitu pertengahan bulan, kondisi gaji mulai menipis.

Ketika ada kebutuhan mendadak, jalan pintas yang sering ditempuh adalah berutang karena tabungan tidak mencukupi. Itu sebabnya, kemerdekaan finansial penting untuk diketahui dan dijalankan oleh para pekerja pemula.

Seringkali banyak pekerja pemula atau anak muda merasa skeptis dapat mewujudkan kemerdekaan finansial. Bagaimana tidak, dengan gaji seadanya harus memenuhi kebutuhan membayar kos, transportasi kos ke kantor, makan, hingga membeli baju kerja.

Baca juga: Simak 7 Tips Bijak Mengatur Keuangan

Hal itu belum termasuk budget untuk ngopi, hangout setelah pulang kerja, atau gym bersama teman. Beda halnya dengan mereka yang bekerja di perusahaan besar atau memang berasal dari keluarga berada, banyak yang menilai mereka relatif mudah mewujudkan kemerdekaan finansial.

Head of Sequis Digital Channel Antonius Tan mengatakan, dalam mewujudkan kemerdekaan finansial bukan sesuatu yang tidak mungkin bagi kamu yang gajinya belum mencapai belasan atau puluhan juta.

“Siapa pun bisa mencapainya asalkan mau bekerja keras dan mengatur keuangan dengan disiplin. Jika kita bijak menggunakan uang sejak menerima gaji pertama maka seiring waktu akan menjadi kebiasaan dan akan memengaruhi gaya hidup, akan terbiasa hidup sederhana dan tidak berfoya-foya,” kata Antonius dalam siaran pers Jumat (18/8/2023).

Baca juga: Simak Tips Mengatur Keuangan untuk Nonton Konser

Antonius mengungkapkan beberapa tips mengatur keuangan saat masih menjadi pekerja pemula. Berikut tipsnya:

1. Rutin menabung

Saat masih muda dan sudah berkarir yang memiliki prospek masa depan tentu menerima gaji pertama adalah kebanggaan. Tapi, kunci pertama dari perencanaan keuangan pribadi adalah menabung.

Berapapun gaji yang kami miliki, pastikan tetap memprioritaskan menabung. Jika melakukannya secara rutin, nantinya, kamu pun akan sayang menghabiskan uang dengan cepat hanya demi membeli barang yang bukan kebutuhan.

“Perhitungan yang mudah adalah menentukan rasio tabungan. Setidaknya lebih dari 20 persen per bulan saya sisihkan untuk menabung. Jika ternyata ada sisa dari gaji dalam bulan tersebut atau mendapatkan bonus dan THR maka saya niatkan meningkatkan rasio tabungan lebih lagi,” jelas Antonius.

“Jika bagi kami rasio tersebut masih tinggi, tidak masalah dikecilkan lagi, tetapi tambahkan waktunya misalnya per hari atau per minggu. Seiring naiknya gaji dan keuangan lebih stabil maka bisa tingkatkan rasio tabungan tersebut,” lanjut dia.

Baca juga: Tips Mengatur Keuangan untuk Ibu-ibu Pelaku UMKM

2. Mempunyai passive income

Selain berhemat dan menabung, saat usia masih muda dan produktif sangat baik jika kamu menambah ilmu, pengalaman, dan jejaring pertemanan. Salah satu hal baik yang dapat dilakukan anak muda atau pekerja pemula adalah mulai memikirkan cara mendapatkan pendapatan pasif (passive income).

3. Sanggup mengelola utang

Berutang seringkali menjadi solusi untuk menyelesaikan kebutuhan pembiayaan mendadak. Namun, jika terlalu banyak utang dapat membuat hidup tidak tenang. Apalagi, jika bunganya floating.

Sebaiknya pertimbangkan dengan matang jika akan berutang, yakni apakah akan mampu konsisten melunasi utang tepat waktu, apakah jika melunasi utang dapat berdampak pada kebutuhan lain, dan mampukah tidak menambah utang baru sebelum utang lama terselesaikan.

“Jadikan utang sebagai solusi alternatif terakhir. Jika sanggup membayar tunai akan lebih baik. Jika harus mengajukan pinjaman sebaiknya untuk keperluan utang produktif dan ajukan pinjaman hanya ke lembaga resmi seperti bank, koperasi resmi, atau pegadaian,” jelas dia.

Baca juga: Literasi Keuangan Milenial dan Jerat Utang Digital

4. Menyimpan dana darurat

Dana darurat adalah dasar dalam perencanaan keuangan yang bertujuan menjadi jaring pengaman saat darurat. Dana darurat ini idealnya sejumlah 6 kali pengeluaran bulanan kita saat ini. Namun bisa pergunakan target awal 2-3 bulan pengeluaran bulanan dahulu sebagai awalan.

“Jika dana darurat tidak terpakai bukan berarti bisa dipakai, saya tetap tingkatkan jumlahnya karena kita tidak pernah tahu kapan kondisi darurat terjadi,” sebut Antonius.

5. Berasuransi sejak muda

Selain dana darurat, para pekerja pemula juga dianjurkan untuk melengkapi diri dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan untuk melindungi finansial dari risiko kesulitan ekonomi yang mungkin harus ditanggung diri sendiri dan keluarga jika terjadi sakit kritis, cacat tetap dan total hingga meninggal dunia.

Kamu dapat mulai menyisihkan 10 persen dari seluruh pendapatan bulanan untuk melindungi diri dengan asuransi jiwa dan kesehatan. Menunda untuk berasuransi sampai waktu yang belum bisa dipastikan sama saja meningkatkan risiko kerugian karena umur terus bertambah dan ada risiko terserang penyakit kritis yang menyebabkan ditolaknya pengajuan asuransi oleh perusahaan asuransi.

“Para pekerja pemula pada zaman ini lebih mudah memilih asuransi karena sudah banyak tersedia asuransi secara digital. Pilih asuransi yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan para pekerja pemula,“ kata Antonius.

Baca juga: Capai Kemerdekaan Finansial dengan Perencanaan Keuangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com