Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usung Konsep Meta Farming, Gerakan Maju Tani Targetkan Cetak 10 Juta Petani Digital

Kompas.com - 11/09/2023, 17:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Maju Tani Indonesia menargetkan dapat mencetak 10 juta petani digital di 2024 melalui konsep meta farming.

Salah satu inisiator Gerakan Maju Tani Indonesia, Erwin Gunawan menjelaskan, meta farming adalah platform online yang memungkinkan semua orang bisa terlibat dalam pertanian secara digital.

Dengan demikian, permasalahan krisis pangan yang ditimbulkan dari lahan yang terbatas dan jumlah petani yang terus menurun di Indonesia bisa teratasi dengan bertani secara digital melalui meta farming.

"Harapan kami, by 2024, kita bisa onboarding 10 juta petani untuk masuk dengan support dan izinnya Bapak Moeldoko dan instansi pemerintah kita semua bisa collectively berjuang untuk pertanian," ujarnya di Kantor Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Dorong Ketahanan Pangan, Negara Anggota ASEAN Harus Berdayakan Petani

Bahkan, masyarakat yang awam dengan pertanian pun bisa bertani secara meta farming. Pasalnya, melalui meta farming ini, masyarakat yang tertarik untuk bertani bisa bercocok tanam di lahan yang sudah disiapkan oleh meta farming.

Misalnya, GREENS yang memiliki aplikasi neta farming punya lahan pertanian dengan smart control agriculture di mal atau juga restoran bikin ladang pertanian yang disebut green pod bertanam di dalam restoran.

Dengan demikian, anak muda yang ingin bertani di meta farming bisa belajar cara bertani mulai dari membeli bibit hingga memanen hasilnya yang nantinya akan bagi hasil dengan pemilik aplikasi.

"Siapa pun bisa bertani secara online dengan kita. Jadi kita mengintegrasikan antara real farming dan online farming," kata dia.

Baca juga: Kepala Bappenas: El Nino Bisa Turunkan Pendapatan Petani hingga 25 Persen

Adapun cara bertani dengan meta farming ialah dengan mendaftar di website majutani.id lalu login dengan akun yang sudah didaftarkan.

Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko mengungkapkan, konsep meta farming ini dapat menarik generasi muda untuk mau menjadi petani.

Pasalnya, pada meta farming ini anak muda bisa mengubah gadget menjadi alat produksi pertanian yang dalam bertani biasanya alat produksi berupa cangkul dan sebagainya.

"Mereka juga punya lahan walaupun sempit karena lahannya cukup dibangun di atas green spot, bisa juga di atas air mereka bisa bercocoktanam. Tidak memerlukan sebuah ladang yang luas," tutur Moeldoko pada kesempatan yang sama.

Baca juga: Presiden Joko Widodo Cek Gudang Bulog, Pastikan Stok Beras Aman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com