Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Nasir
Dosen

Dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Jember

Menilik Jalan Ekonomi Indonesia 2023

Kompas.com - 12/09/2023, 12:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PDB negara ini hanya tumbuh sebesar 0,8 persen pada kuartal kedua dibandingkan kuartal pertama (Q1), yang merupakan tingkat pertumbuhan tahunan hanya sebesar 3,2 persen.

Hal yang mengkhawatirkan mengenai rendahnya pertumbuhan Tiongkok saat ini adalah hal tersebut tidak bersifat sementara atau bersifat siklus, namun dapat berlangsung lama dan terus-menerus, karena alasan fundamental dan struktural.

Kebijakan ekonomi Presiden Xi Jinping cenderung ke arah kebijakan yang lebih intervensionis dan statis.

Permintaan secara keseluruhan dalam perekonomian sedang melemah karena menurunnya migrasi ke daerah perkotaan, menurunnya angka kelahiran, tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda dan lemahnya perlindungan sosial.

Masyarakat Tiongkok khawatir dan merasa tidak aman. Mereka menimbun uang mereka alih-alih membelanjakannya. Lemahnya permintaan dari Tiongkok akan berdampak pada perekonomian dunia, termasuk perekonomian Indonesia.

Ekspor Indonesia ke Tiongkok, yang mencakup seperempat ekspornya, turun dari 18,3 miliar dollar AS pada Q4 2022 menjadi 14 miliar dollar AS pada Q2 2023.

Neraca perdagangan Indonesia turun dari 14,7 miliar dollar AS menjadi 7,8 miliar dollar AS. Neraca pembayaran kuartal kedua menunjukkan transaksi berjalan kembali defisit sebesar 1,9 miliar dollar AS setelah mengalami surplus selama 11 kuartal berturut-turut.

Investasi portofolio bersih negatif 2,6 miliar dollar AS setelah positif 3 miliar dollar AS pada kuartal pertama.

Rupiah terdepresiasi sebesar 2,7 persen, sementara cadangan devisa turun sebesar 7,5 miliar dollar AS menjadi 137,7 miliar dollar AS pada bulan Juli.

Tentu saja ketahanan perekonomian Indonesia saat ini sedang berada dalam tekanan. Dengan inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, Bank Indonesia (BI) mengalihkan fokusnya ke stabilisasi nilai tukar rupiah dan cadangan devisa.

Karena penggunaan suku bunga berisiko, saat ini BI lebih mengandalkan penggunaan instrumen non-suku bunga.

BI telah mengeluarkan aturan yang mewajibkan eksportir menyetorkan 30 persen penerimaan ekspornya ke bank dalam negeri.

BI juga dapat mengintensifkan intervensinya di pasar valuta asing melalui transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF) dan “twist Operation” melalui pembelian obligasi negara jangka pendek di pasar sekunder untuk menarik investor asing.

Secara kuartalan, perekonomian mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen pada kuartal pertama 2023 dan tumbuh sebesar 3,9 persen pada kuartal kedua.

Total PDB atas dasar harga konstan tahun 2010 pada semester pertama adalah Rp 6.037 triliun (395,82 miliar dollar AS), yang memberikan perkiraan kasar PDB sebesar Rp 1,2 kuadriliun untuk sepanjang tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com