Hal ini berarti pertumbuhan PDB hanya sebesar 3,1 persen pada 2023. Beberapa faktor dapat mengurangi penurunan pertumbuhan, seperti rencana belanja pemerintah yang lebih tinggi pada paruh kedua.
Meski demikian, ada tanda-tanda permintaan domestik mulai melambat. Hal ini termasuk melemahnya impor dan pertumbuhan investasi.
Impor mengalami kontraksi sebesar 3,3 persen pada kuartal pertama (yoy) dan kontraksi sebesar 9,4 persen pada kuartal kedua, dan pembentukan modal tetap bruto mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut sebesar 3,7 persen pada kuartal pertama dan 1,3 persen pada kuartal kedua.
Perlambatan pertumbuhan kredit sektor swasta juga terjadi, serta perlambatan inflasi inti sejak awal tahun. Semua ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat pada paruh kedua.
Bank Dunia mengakui bahwa pertumbuhan Indonesia akan moderat dan memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,9 persen pada 2023.
Angka ini mungkin masih berada pada level yang tinggi. Namun terpenting adalah menyadari bahwa ada beberapa elemen yang berpotensi melemahkan ketahanan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia, sehingga tindakan yang tepat harus diambil.
Penguatan koordinasi antarlembaga moneter, fiskal, dan keuangan serta kehati-hatian dalam pengambilan elemen kebijakan moneter dan fiskal yang tepat wajib dilakukan di tengah gejolak dunia yang serba tidak pasti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.