Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Nugroho SBM
Dosen Universitas Diponegoro

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang

Mewaspadai Terjadinya Krisis Ekonomi 2-3 Tahun Lagi

Kompas.com - 18/09/2023, 08:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penyebab siklus jangka menengah ini ditengarai ada beberapa, antara lain: faktor bintik matahari (sun spot) yang berulang setiap 11 tahun sekali dan memengaruhi iklim dan produktivitas manusia serta pertanian dalam arti luas.

Sebab lain adalah naik-turunnya penggunaan modal tetap dalam dunia bisnis.

Ketiga, siklus jangka panjang. Siklus ini berjalan 48 tahun-60 tahun. Siklus ini ditemukan oleh Nicolai Kondratiev, seorang ekonom Rusia dan penggagas serta pendukung Kebijakan Ekonomi Baru (New Economic Policy atau NEP) Uni Sovyet.

Gagasan tentang siklus ekonomi jangka panjang tersebut ditulisnya pada 1935, dalam artikel berjudul “Gelombang Panjang Dalam Kehidupan Ekonomi”.

Penyebab utama siklus ekonomi jangka panjang adalah adanya perubahan atau kemajuan teknologi.

Kebijakan Antisiklus

Seperti halnya kehidupan manusia yang naik turun, maka siklus ekonomi adalah sesuatu yang wajar. Hanya saja periode siklusnya yang bisa berbeda untuk tiap negara dan berbeda tiap masanya.

Jika Perry Warjiyo mengatakan bahwa sekarang periode siklus ekonomi dan keuangan sekitar dua atau tiga tahunan, maka berarti negara-negara di dunia akan mengalami siklus ekonomi dan keuangan jangka pendek atau siklus Kitchin.

Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan mengantisipasi terjadinya siklus jangka pendek tersebut, khususnya ketika kegiatan ekonomi yang diukur dengan pertumbuhan ekonomi mulai menurun pada 2026.

Sebenarnya BI sekarang ini sudah mengantisipasi siklus atau fluktuasi kegiatan ekonomi dan keuangan dengan kebijakan makro-prudensial.

Tujuan kebijakan makro-prudensial adalah sebagai antisiklus agar stabilitas sistem keuangan terjaga. Dengan demikian, stabilitas ekonomi pada umumnya terjaga.

Kebijakan makro-prudensial lahir dari pengalaman krisis-krisis ekonomi yang terjadi (misalnya, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan krisis keuangaan AS 2008).

Dari pengalaman krisis tersebut disimpulkan bahwa perilaku sektor keuangan adalah pro kepada siklus.

Contohnya ketika ekonomi pada posisi puncak (boom), maka timbul optimisme berlebihan pada sektor keuangan berupa pemberian kredit berlebihan.

Namun ketika ekonomi memburuk, timbul pesimistis berlebihan dengan kontraksi pemberian kredit yang berlebihan. Hal ini akan menimbulkan krisis di sektor keuangan khususnya dan ekonomi pada umumnya.

Setelah terjadi krisis, maka ternyata biaya untuk menangani krisis sangat besar. Biaya yang dikeluarkan Indonesia untuk menangani krisis ekonomi 1997/1998 mencapai 51 persen dari Pendapatan Nasional (PDB) kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com