Hingga saat ini, Bank Indonesia (BI) telah menjalin kerja sama dengan Bank of Thailand (BOT) disusul Bank Negara Malaysia (BNM) dalam rangka meluncurkan interkoneksi pembayaran kedua negara berbasis QR Code.
Kerja sama transaksi mata uang secara bilateral antara BI dengan BOT dan BNM berefek pada pemangkasan rantai proses transaksi.
Pendek kata, pada saat melakukan transaksi dengan mitra dagang, eksportir UMKM dapat langsung menukarkan uang Rupiah ke mata uang Bath Thailand ataupun Ringgit Malaysia tanpa harus melakukan konversi ke Dollar AS lagi.
Alhasil, kemudahan proses transaksi ini turut berimbas pada menurunnya biaya transaksi seiring berkurangnya ketergantungan terhadap konversi mata uang Negeri Paman Sam.
Terkini, BI telah menjalin kolaborasi serupa dengan Monetary Authority of Singapore (MAS) dan tengah berlangsung pada tahap piloting.
Bahkan, State Bank of Vietnam (SBV) belum lama ini sepakat untuk bergabung dalam kerja sama konektivitas pembayaran bersama negara ASEAN 5.
Langkah inisiatif ini ditandai dengan amandemen Nota Kesepahaman (NK) di sela-sela Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN ke-10 pada 25 Agustus 2023 di Jakarta.
Bak gayung bersambut, Indonesia dengan sigap membentuk Satuan Tugas (Satgas) Nasional untuk mendorong peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi Indonesia dengan negara mitra (Local Currency Transaction/LCT) yang melibatkan BI, Kemenko Perekonomian, Kemenko Marves, Kemenkeu, Kemenluneg, Kemenperin, Kemendag, Kementerian BUMN, OJK, dan LPS.
Langkah ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) antarlembaga tentang Kerja Sama dan Koordinasi dalam rangka Peningkatan Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Indonesia dengan Negara Mitra di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2023 di Jakarta, tepatnya pada 5 September 2023.
Melansir Siaran Pers BI, pembentukan Satgas Nasional LCT bertujuan mendorong implementasi framework LCT sebagai bentuk dukungan terhadap upaya meningkatkan stabilitas nilai tukar Rupiah dan memperkuat resiliensi pasar keuangan domestik.
Di samping itu, implementasi LCT diharapkan dapat berkontribusi positif salah satunya pada kegiatan ekspor-impor.
Terkait hal itu, seluruh kementerian/lembaga akan berkolaborasi untuk merumuskan pemberian kemudahan, insentif, dan percepatan pelayanan ekspor-impor bagi pelaku usaha yang menggunakan mata uang lokal dalam transaksinya dengan negara mitra dagang.
Pencanangan strategi ini tentu membawa angin segar bagi pelaku UMKM domestik, terutama dalam menjajal transaksi ekspor yang lebih mudah dan efisien di antara negara ASEAN.
Pasalnya, Negara anggota ASEAN 5 bersama Vietnam merupakan mitra dagang utama Indonesia selain China, Amerika Serikat, Jepang dan India.
BPS mencatat total nilai ekspor Indonesia dengan kelima negara tersebut mencapai 59,2 miliar dollar AS pada 2022. Maka, sentuhan Satgas Nasional LCT diharapkan dapat mengakselerasi perluasan kerja sama cross-border payment dengan negara tetangga.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya