Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Perkuat Ketersediaan Pangan, Mentan SYL Gelar Kick Off Gernas Antisipasi El Nino di Bone

Kompas.com - 19/09/2023, 17:38 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Indira Chunda Thita dan Bupati Bone Andi Fahsar Mahdin Padjalangi melakukan Kick Off Gerakan Nasional (Gernas) Antisipasi Dampak El Nino di Kabupaten Bone.

Gernas tersebut dilakukan dengan Gerakan Kejar Tanam Padi di lahan seluas 16.065 hektar (ha) guna mengamankan dan memperkuat ketersediaan beras.

"Gernas antisipasi El Nino di Kabupaten Bone ini sangat relevan dan penting sekali, karena dunia saat ini termasuk Indonesia sedang tidak baik lantaran mengalami perubahan iklim global dan terjadi El Nino (kemarau panjang),” ujar SYL pada acara Gerakan Kejar Tanam Padi di Desa Tawaroe, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Selasa (19/9/2023).

Apabila tidak diantisipasi dengan baik, lanjut dia, El Nino akan berdampak signifikan terhadap penurunan produksi.

Baca juga: Dongkrak Sektor UMKM dan Pariwisata, Pemprov Riau Jadi Tuan Rumah Gernas BBI-BWI 2023

Perlu diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan Gernas Antisipasi El Nino di Sulawesi Selatan (Sulsel) seluas 80.619 ha dan Kabupaten Bone seluas 16.065 ha.

Dalam Gernas Antisipasi El Nino tersebut, Kementan memberikan dukungan untuk percepatan tanam berupa bantuan bibit, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), dan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Dalam Gernas Antisipasi El Nino, saya minta di Kabupaten Bone ini jangan hanya (tanam) 16.065 ha, tapi 20.000 ha. Kami dukung dengan memberi bantuan gratis berupa bibit, pupuk, alsintan. Kami pun menyiapkan KUR untuk petani," jelas SYL dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Ia mengatakan bahwa lahan 20.000 ha tersebut akan dijadikan jadikan sebagai sawah abadi.

Baca juga: Pasutri Pengedar Sabu di Sawah Besar Sediakan Fasilitas “Nyabu” untuk Pelanggan

Lahan tersebut, kata dia, tidak boleh dialihfungsikan karena khusus menjadi penghasil pangan, kekuatan daerah dan negara dalam menghadapi tantangan ke depan.

Mantan Gubernur Sulsel dua periode itu menjelaskan, Kementan memiliki upaya dalam mengantisipasi dan adaptasi dampak El Nino.

Antisipasi tersebut, di antaranya identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.

Selanjutnya, kata SYL, dilakukan percepatan tanam guna mengejar sisa hujan, meningkatkan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, dan meningkatkan ketersediaan air.

Baca juga: Antrean Sertifikasi Produk Alsintan Tinggi, Kementan Gandeng UGM untuk Uji Produk

"Di Bone ini pun kami lakukan seperti itu. Ada daerah merah, kuning, dan hijaunya. Sesuai perintah Bapak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), dalam menghadapi El Nino untuk menyiapkan penambahan lahan yang ditangani intensif seluas 500.000 ha di 10 provinsi dan 100 kabupaten sentra produksi, termasuk Kabupaten Bone. Daerah lainya pun kami programkan ada tambah tanam 1.000 ha per kabupaten," tuturnya.

SYL berharap, Gernas El Nino dengan Gerakan Kejar Tanam Padi dapat mendorong provinsi lain untuk segera bergerak dalam upaya penanganan dampak El Nino yang operasional, sehingga ketersediaan pangan pokok akan tetap tersedia.

Penggunaan pupuk ramah lingkungan

Selain percepatan tanam, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan bahwa pihaknya juga mendorong petani untuk tidak bergantung pada pupuk kimia.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com