Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena El Nino Jadi Angin Segar bagi Saham-saham Emiten CPO

Kompas.com - 12/09/2023, 15:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kinerja keuangan emiten minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan akan mendapatkan angin segar dari naiknya harga komoditas tersebut karena musim kemarau berkepanjangan sebagai akibat fenomena cuaca kering, yaitu El Nino.

Research Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mengatakan, El Nino diprediksi akan menekan kinerja operasional perkebunan sawit, tetapi terhambatnya produksi akan membuat harga CPO dunia berpotensi terangkat karena penurunan produksi tersebut.

“Fenomena El Nino memengaruhi permintaan minyak nabati dunia, salah satunya CPO karena produksinya atau suplainya turun di tingkat global dan kemudian mendongkrak harga komoditas tersebut di pasaran,” ujar Darma di Jakarta, Senin (12/9/2023).

Dia mengatakan harga CPO sudah naik menjadi di kisaran 3.800 ringgit Malaysia per ton sejak Juni hingga beberapa hari terakhir. Sejak awal tahun, rerata harga CPO berada pada kisaran 3.900 ringgit Malaysia per ton dan sudah turun sekitar 12 persen, sempat turun hinga kisaran 3.300 ringgit Malaysia per ton di Juni tetapi kembali naik hingga awal bulan ini.

Baca juga: 3 Tips Panen Cuan Saham Saat Momen Window Dressing

Faktor lain, lanjutnya, adalah masih lebih rendahnya harga CPO dibanding harga minyak nabati lainnya seperti minyak rapa (rapeseed), minyak kacang kedelai, dan minyak biji matahari sehingga ada kemungkinan permintaan atas CPO juga akan meningkat.

“Sebagian besar emiten CPO, akan menerima dampak positif dari kenaikan harga komoditas yang masuk ke dalam kategori bahan makanan (soft commodity) itu. Dampak El Nino yang masih akan terjadi, akan membuat harga CPO naik lagi hingga akhir tahun, tetapi sangat kecil kemungkinan akan kembali ke atas level 4.600 ringgit Malaysia per ton (sekitar 1.000 dollar AS per ton) seperti pada rentang 2021-2022,” ungkap dia.

Meskipun demikian, ada beberapa risiko terhadap prediksi kenaikan harga komoditas CPO yaitu besaran produksi yang akan terganggu karena efek cuaca El Nino serta faktor kebijakan pemerintah untuk menjaga kestabilan harga minyak goreng domestik di tengah kenaikan harga CPO global.

Di sisi sektor komoditas tambang dan energi (metal & mining commodity), Darma mengatakan kinerja keuangan perusahaan di industri batu bara relatif akan impas terhadap dampak dari El Nino, sedangkan kinerja perusahaan di industri nikel akan lebih diuntungkan untuk rentang jangka panjang.

“Secara jangka panjang, produsen nikel dan industri terkaitnya akan diuntungkan dari strategi hilirisasi (downstreaming) Indonesia terutama terkait dengan industri kendaraan listrik yang sangat tergantung dari baterai, di mana nikel merupakan bahan baku utama untuk baterai yang bagus,” jelas dia.

Baca juga: Siapa Pemilik Saham Mayoritas AHM, Dikuasai Astra atau Honda Jepang?

Menurut dia, emiten batu bara, diprediksi akan mengalami peningkatan produksi tetapi di saat yang sama akan mengalami penurunan kinerja keuangan karena pelemahan harga. Senior Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menambahkan, peningkatan harga komoditas dunia termasuk CPO dan minyak dunia berpotensi menyebabkan kenaikan inflasi global.

“Ini juga akan sangat berdampak kepada negara-negara maju yang saat ini masih berusaha untuk menurunkan inflasi. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang dinilai sukses meredam inflasi sedangkan pengendalian inflasi masih menjadi isu utama negara-negara maju saat ini, seperti AS, Inggris, dan negara-negara Euro Zone,” jelas Rully.

“Masih tingginya inflasi di masing-masing negara saat ini, yang juga dapat diperburuk oleh kenaikan harga komoditas dan minyak dunia, dapat berdampak kepada arah kebijakan moneter di negara-negara tersebut,” tambahnya.

Beberapa rekomendasi saham-saham CPO yang menajdi pilihan Mirae Asset daintaranya, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan rekomendasi buy, TP Rp 1.180 untuk 12 bulan ke depan). Sementara itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) direkomendasikan hold, TP Rp 8.250. Untuk PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) rekomendasi hold, TP Rp 164.

Baca juga: Pertimbangkan 5 Hal Sebelum Beli Saham yang Baru IPO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com