JAKARTA, KOMPAS.com - Platform pertukaran dan pasar kripto Indonesia Reku melaporkan, terjadi penurunan volume transaksi aset kripto hingga 78 persen secara tahunan pada Juni 2023.
Founder & Chief Compliance Officer (CCO) Reku Robby mengatakan, pihaknya telah berkolaborasi dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) untuk membahas penyebab penurunan tersebut.
"Setelah dilakukan tinjauan, kami menemukan jika salah satu faktor yang berkontribusi adalah keluhan dari pengguna terkait dengan penerapan pajak dalam transaksi aset kripto," kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Tren Investasi Aset Kripto Dinilai Potensial untuk Terus Berkembang
Menurut dia, hal itu berpotensi mendorong investor memiliki bertransaksi aset kripto di luar negeri.
"Ini dapat memiliki dampak negatif bagi pedagang aset kripto di Indonesia," imbuh dia.
Selain itu, maraknya exchanger ilegal juga menjadi poin diskusi bersama regulator dan asosiasi.
Robby menjelaskan, pada 2022 OJK merilis kerugian masyarakat akibat kripto ilegal diperkirakan mencapai lebih dari Rp 4 triliun.
Baca juga: Bakal Awasi Aset Kripto, OJK Tunggu Terbitnya Peraturan Pemerintah
Hal ini dipicu oleh keinginan masyarakat untuk menggunakan exchanger yang bebas pajak dan mencari variasi produk lainnya.
Oleh karena itu, Robby melanjutkan, diperlukan kolaborasi multi-stakeholders antara pelaku industri, asosiasi, dan regulator guna saling berbagi usulan dan mencari solusi dalam penerapan regulasi yang ideal dan mendorong pengembangan inovasi produk.
"Hal ini dilakukan untuk memperbaiki ekosistem aset kripto di Indonesia," ungkap dia.
Sebagai informasi, Reku mencatat profil pengguna layanannya didominasi oleh pengguna dengan usaia 18 sampai 20 tahun sebesar 48 persen.
Baca juga: Simak Strategi Investasi Aset Kripto Saat Bitcoin dalam Tren Bearish
Sementara itu, pengguna dengan usia 31 sampai 44 tahun berada di tempat kedua dengan persentase 38 persen.
Uniknya, Robby menemukan Sumatra Utara menjadi salah satu provinsi dengan volume transaksi tertinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.