Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Cucun Ahmad Syamsurijal
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Akselerasi Menjadi Negara Maju Melalui Budaya

Kompas.com - 21/09/2023, 17:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA pertengahan 2023, pemerintah Indonesia mendapat kado spesial. Indonesia kembali masuk menjadi negara Upper-Middle Income setelah sebelumnya sempat tergelincir ke dalam kelompok Lower-Middle Income.

Capaian yang menggembirakan ini perlu diapresiasi, namun tetap tidak boleh melenakan karena pada kenyataannya Indonesia memiliki target yang masih jauh dari apa yang dicapai saat ini.

Indonesia memiliki target untuk menjadi negara maju pada 2045. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Indonesia memiliki mimpi untuk menjadi lima negara dengan ekonomi terbesar dunia.

Target capaian ini tentunya sangat tidak mudah jika kita hanya mengandalkan proses pembangunan seperti sekarang ini.

Jika Indonesia hanya mengandalkan pola pembangunan ekonomi seperti sekarang, tren pertumbuhan ekonomi hanya akan bergerak berdasarkan deret hitung alih-alih deret ukur sehingga target tersebut kemungkinan besar tidak akan tercapai tepat pada waktunya.

Oleh karena itu, diperlukan transformasi dan varibel pendobrak yang dapat mengakselerasi pekembangan ekonomi Indonesia secara signifikan.

Salah satu variabel yang pengaruhnya sangat signifikan dalam pembangunan suatu negara adalah variabel budaya. Namun sayangnya aspek budaya ini mulai terlupakan atau bahkan mungkin dilupakan.

Padahal, untuk menjadi negara maju, pembangunan harus dilandasi dengan budaya. Dalam konteks pembangunan, budaya dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan.

Budaya mencerminkan identitas suatu masyarakat. Bahkan melestarikan budaya dapat membantu membangun rasa identitas kolektif yang kuat sehingga tercipta modal sosial (social capital) yang kuat.

Modal sosial menjadi salah satu variabel terpenting dalam proses pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Modal sosial yang kuat akan menciptakan trust antarmasyarakat.

Trust merupakan indikator utama dari keberadaan modal sosial dalam satu komunitas masyarakat.

Modal sosial dipercaya sebagai faktor yang sangat menentukan perkembang suatu komunitas mulai dari komunitas terkecil, keluarga, organisasi masyarakat, organisasi bisnis, bahkan sampai ke tingkat negara.

Teori modal sosial dipandang sebagai teori yang sangat penting peranannya untuk memahami dinamika perkembangan, proses dan institusi dalam suatu komunitas.

Jika konsep atau teori modal sosial ini dapat dipahami, maka pemahaman tersebut seperti pemahaman seorang arsitektur yang mengetahui seluk beluk desain rumah.

Rancangan kelembagaan dan organisasi dapat dikembangkan dengan baik jika teori modal sosial dapat dimengerti secara detail berikut implementasinya di dalam suatu komunitas masyarakat.

Kecilnya modal sosial akan berpengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Kecilnya modal sosial menjadikan biaya dalam interaksi sosial dan ekonomi menjadi sangat mahal.

Ketika membuat akad kerja sama ekonomi antaranggota masyarakat, berbagai persyaratan dan prosedur pelaksanaan teknis harus dipenuhi oleh para anggota komunitas tersebut sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih mahal.

Modal sosial yang baik tentunya akan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh kedua belah pihak ketika melakukan hubungan kerja sama ekonomi antarkedua komunitas tersebut.

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat persyaratan dan perjanjian teknis bisa dikurangi, bahkan dihilangkan jika kedua belah pihak memiliki modal sosial kuat.

Bukan hanya itu, biaya-biaya lain yang timbul karena adanya ketidakpercayaan kedua belah pihak bisa dihilangkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com