PADA pertengahan 2023, pemerintah Indonesia mendapat kado spesial. Indonesia kembali masuk menjadi negara Upper-Middle Income setelah sebelumnya sempat tergelincir ke dalam kelompok Lower-Middle Income.
Capaian yang menggembirakan ini perlu diapresiasi, namun tetap tidak boleh melenakan karena pada kenyataannya Indonesia memiliki target yang masih jauh dari apa yang dicapai saat ini.
Indonesia memiliki target untuk menjadi negara maju pada 2045. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Indonesia memiliki mimpi untuk menjadi lima negara dengan ekonomi terbesar dunia.
Target capaian ini tentunya sangat tidak mudah jika kita hanya mengandalkan proses pembangunan seperti sekarang ini.
Jika Indonesia hanya mengandalkan pola pembangunan ekonomi seperti sekarang, tren pertumbuhan ekonomi hanya akan bergerak berdasarkan deret hitung alih-alih deret ukur sehingga target tersebut kemungkinan besar tidak akan tercapai tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, diperlukan transformasi dan varibel pendobrak yang dapat mengakselerasi pekembangan ekonomi Indonesia secara signifikan.
Salah satu variabel yang pengaruhnya sangat signifikan dalam pembangunan suatu negara adalah variabel budaya. Namun sayangnya aspek budaya ini mulai terlupakan atau bahkan mungkin dilupakan.
Padahal, untuk menjadi negara maju, pembangunan harus dilandasi dengan budaya. Dalam konteks pembangunan, budaya dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan.
Budaya mencerminkan identitas suatu masyarakat. Bahkan melestarikan budaya dapat membantu membangun rasa identitas kolektif yang kuat sehingga tercipta modal sosial (social capital) yang kuat.
Modal sosial menjadi salah satu variabel terpenting dalam proses pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Modal sosial yang kuat akan menciptakan trust antarmasyarakat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.