Harita Nickel sendiri merupakan perusahaan yang fokus kepada produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Dua komoditas ini penting untuk menjadi bahan baku pembuatan precursor yang selanjutnya diolah menjadi katoda hingga akhirnya menjadi baterai.
Baca juga: Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI
Namun, sejauh ini Indonesia belum memiliki pabrik precursor. Alhasil, imbuh Roy, nikel sulfat dan kobalt sulfat yang diproduksi Harita Nickel 100 persen harus diekspor.
Harita Nickel berharap ada investor yang masuk dan berminat membangun pabrik precursor. Hal ini menjadi penting demi mengisi kekosongan rantai produksi baterai kendaraan listrik.
Secara umum, dukungan pemerintah serta kolaborasi dengan pihak swasta merupakan hal krusial untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.