Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Penumpang di Stasiun Sudirman Membludak

Kompas.com - 12/10/2023, 20:02 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter mengungkapkan volume penumpang KRL Jabodetabek di Stasiun Sudirman membeludak lantaran saat ini stasiun tersebut telah terintegrasi dengan LRT Jabodebek, MRT Jakarta, dan TransJakarta.

Hal ini mengakibatkan penumpukan penumpang di peron stasiun seperti yang terlihat dalam sebuah video viral di media sosial yang pertama kali diunggah oleh akun TikTok @hurttttttttt pada Rabu (11/10/2023).

Dalam video tersebut terlihat peron stasiun sudah penuh diisi oleh para penumpang KRL Jabodetabek. Namun dari lantai atas stasiun, banyak penumpang yang turun ke peron menggunakan eskalator.

Baca juga: Sebanyak 11 Perjalanan KRL Jabodetabek Sempat Terdampak Gangguan Persinyalan

Alhasil penumpang yang baru turun tersebut terpaksa harus kembali naik ke atas lagi dengan melawan arus eskalator lantaran di peron sudah tidak ada tempat kosong untuk menampung penumpang-penumpang tersebut.

Para penumpang yang ada di eskalator pun kesulitan untuk kembali naik ke atas peron dengan kondisi arus eskalator ke arah bawah menuju peron, ditambah penumpang yang menaiki eskalator pun cukup padat.

Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran karena bisa membahayakan penumpang. Para penumpang di peron pun berteriak agar penumpang yang hendak menaiki eskalator mengurungkan niatnya.

Baca juga: KRL Jabodetabek Gangguan, Ini Penjelasan KAI

"Mana sih petugasnya?" kata penumpang wanita yang melihat kejadian tersebut di peron.

Selang sepersekian detik, barulah terlihat seorang petugas stasiun. Para penumpang pun langsung berteriak meminta agar petugas tersebut menahan penumpang lain untuk tidak turun dengan eskalator.

"Pak, tahan, penuh penuh," teriak para penumpang sambil sebagian memberikan kode dengan tangan ke petugas.

Mengetahui hal tersebut, petugas mematikan eskalator agar penumpang yang masih di eskalator bisa kembali naik tanpa perlu melawan arus eskalator.

Baca juga: Harga KRL Buatan INKA Lebih Mahal dari Impor Jepang, Ini Respons Menhub

Penjelasan KAI Commuter

External Relations and Corporate Image Care Manager KAI Commuter Leza Arlan mengungkapkan, kejadian tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan volume penumpang KRL Jabodetabek di Stasiun Sudirman

Pasalnya, Stasiun Sudirman kini telah terintegrasi dengan MRT Jakarta, TransJakarta, dan LRT Jabodebek.

"Dalam kurun lebih dari 1 bulan beroperasinya LRT Jabodebek jumlah pengguna di Stasiun Sudirman beranjak naik yang sebelumnya melayani 27.356 orang menjadi 36.190 orang terdapat kenaikan sekitar 32 persen," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (12/10/2023).

Baca juga: KAI Beli KRL Baru dari INKA dan Jepang, Mana yang Lebih Murah?

Dengan adanya kenaikan volume penumpang tersebut, KAI Commuter akan menempatkan petugas keamanan di peron dan dekat tangga manual Stasiun Sudirman untuk mengurai dan mengarahkan penumpang agar tidak menumpuk di satu area.

Selain itu, pihaknya juga akan memindahkan charger booth yang ada di area bawah tangga manual atau di depan eskalator yang menghalangi aliran penumpang menuju peron.

"KAI Commuter mengimbau kepada para pengguna untuk tidak berdiri di depan eskalator atau tangga manual di peron agar tidak menghalangi flow pengguna sehingga terjadi penumpukan," tuturnya.

Selain itu, dia juga menyarankan agar para penumpang KRL Jabodetabek di Stasiun Sudirman dapat naik-turun KRL di Stasiun BNI City sebagai alternatif untuk menghindari kepadatan.

Baca juga: KAI Butuh Dana Rp 676,8 Miliar untuk Impor 3 KRL Baru dari Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com