Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jago Finansial
Literasi Keuangan

Jago Finansial adalah wadah literasi keuangan, dari lika-liku pengelolaan keuangan, informasi seputar industri keuangan dan perbankan, hingga bank digital.

Bank Digital Bukan Sekadar Layanan Digital Banking

Kompas.com - 17/10/2023, 06:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

BUKAN rahasia bahwa teknologi digital telah mengubah fundamental bisnis di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Inovasi dan kolaborasi kini bukan lagi sebatas slogan, melainkan sebuah keharusan bagi setiap pelaku usaha untuk bisa bertahan dan memenangkan persaingan di era yang serba digital.

Perbankan, misalnya, saat ini tidak bisa lagi hanya mengandalkan cara-cara tradisional dalam melayani nasabah. Sudah bukan eranya lagi bank berbisnis ala “rumah sakit”, yang sifat pelayanannya hanya menunggu nasabah datang ke kantor fisik.

Tantangan terbesar perbankan saat ini dan di masa depan adalah beradaptasi dan bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi. Hal ini penting untuk memenuhi ekspektasi sebagian besar penduduk dunia, yang aktivitas hariannya sangat bergantung pada kemudahan dan kepintaran aplikasi yang tertanam di gawainya.

Sebelum pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) sebetulnya sudah mengenalkan cetak biru sistem pembayaran Indonesia 2025 sebagai panduan arah kebijakan sistem pembayaran di era digital. Tujuannya, mendukung pembentukan ekosistem ekonomi dan keuangan digital.

Namun, pandemi Covid-19 membuat perbankan menginjak 'pedal gas' penerapan digitalisasi bank. Tuntutan digitalisasi layanan bank diperkuat oleh jumlah penduduk, potensi ekonomi, penggunaan internet dan gawai, perdagangan online, serta penggunaan uang elektronik.

Sejak saat itu, bank kian gencar menawarkan layanan digital, seperti mobile banking dan internet banking. Layanan ini tidak terbatas oleh ruang dan waktu, bisa dilakukan di mana saja dan kapan pun. Praktik ini dikenal sebagai digital banking.

Baca juga: Sejarah Singkat Bank: Dari Konvensional ke Digital

Namun, pada tahapan ini, sebagian bank masih mengandalkan kantor fisik—sekalipun sudah banyak menggunakan fitur digital dan aplikasi. Misalnya, mulai dari pembukaan hingga penutupan rekening, dan bahkan mengurus ATM hilang atau habis masa berlaku, sejumlah bank masih mengharuskan nasabah datang ke kantor cabang.

Berbasis teknologi

Di tengah perkembangan ekosistem digital yang makin terpacu oleh situasi selama pandemi Covid-19, kehadiran bank digital menjadi solusi baru bagi layanan perbankan yang dituntut serba cepat, mudah, dan aman.

Dengan berbasiskan teknologi termutakhir, umumnya bank digital sepenuhnya beroperasi dan melayani nasabah tanpa kantor cabang. Mulai dari pembukaan rekening rekening, transfer, pembayaran, serta aneka transaksi keuangan cukup dilakukan melalui gawai tanpa perlu hadir secara fisik ke kantor bank.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK.03/ 2021 tentang Bank Umum mendefinisikan bank digital sebagai bank berbadan hukum Indonesia (BHI) yang menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha terutama melalui saluran elektronik tanpa kantor fisik selain kantor pusat atau menggunakan kantor fisik terbatas.

OJK dalam ketentuannya merinci, bank digital hanya diwajibkan memiliki kantor pusat, meski dimungkinkan punya kantor fisik lain dalam jumlah yang terbatas.

Selain itu, regulator juga mengharuskan bank digital memiliki model bisnis berbasis teknologi yang inovatif sekaligus aman dalam melayani kebutuhan nasabah.

Kolaborasi dengan ekosistem digital

Salah satu pelopor bank digital di Indonesia adalah Bank Jago. Dalam kesehariannya, Bank Jago beroperasi dan melayani nasabah laiknya bank umum, sesuai ketentuan dan regulasi yang berlaku.

“Namun, cara kami menjangkau nasabah dilakukan secara digital atau tanpa bertemu secara langsung," jelas Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun dalam sesi talk show ASEAN Fest 2023.

Untuk dapat melayani nasabah tanpa bertemu fisik bukanlah perkara mudah jika tidak didukung oleh infrastruktur dan sistem teknologi yang memadai.

Selain itu, dengan populasi penduduk Indonesia yang sangat besar dan tingginya jumlah masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan formal, bank tidak bisa sendirian mengatasi persoalan inklusi keuangan.

Bank memerlukan cara-cara inovatif dan kolaboratif dalam ekosistem digital untuk bisa memaksimalkan fungsinya sebagai penghimpun dana, penyalur kredit, sekaligus penyedia jasa transaksi keuangan. Aplikasi keuanganlah yang kemudian menjadi saluran (channel) utama bagi bank dalam memberikan layanan digital banking.

“Karenanya, kami (Bank Jago) berjejaring dalam ekosistem digital, mendorong kolaborasi dengan aneka partner. Kami punya lisensi penuh bank, (tetapi) tertanam dan bermitra dengan ekosistem (keuangan digital),” ujar Siat Fun.

Prinsip kolaborasi dan kemitraan dalam ekosistem digital membuat bank digital seperti Bank Jago dapat melayani kebutuhan nasabah secara luas.

Cukup bermodalkan aplikasi perbankan, bank kini dapat melayani hampir semua kebutuhan transaksi keuangan nasabah yang terkoneksi dengan ekosistem digital. Keunggulan ini yang menegaskan beda bank digital dengan fitur digital banking dari bank tradisional.

Di Bank Jago, Aplikasi Jago dan Jago Syariah—yang dirancang khusus untuk dapat tertanam dalam ekosistem digital—menyediakan fitur-fitur yang membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih simpel, kolaboratif, dan inovatif.

Menariknya, satu data nasabah dapat dipakai untuk membuka aneka rekening melalui Aplikasi Jago atau Jago Syariah. Dengan demikian, nasabah tidak perlu membuka rekening di banyak bank jika ingin mengatur alokasi anggaran ke dalam kantong-kantong khusus yang dapat dikreasikan sendiri sesuai kebutuhan.

Uniknya lagi, layanan beberapa bank digital bisa dimanfaatkan nasabah melalui ekosistem atau aplikasi digital lain yang sudah menjalin kemitraan, tanpa harus mengunduh dan menginstal aplikasi bank di ponselnya.

“Sebaliknya, melalui aplikasi Jago, nasabah juga dimungkinkan bertransaksi dengan berbagai merchant di aplikasi-aplikasi mitra. Ini yang kami maksud tertanam dalam ekosistem digital,” tegas Siat Fun.

Dalam kesempatan terpisah, pengamat ekonomi Poltak Hotradero, menilai kehadiran bank digital merupakan terobosan dunia perbankan. Menerapkan first principle, bank digital seolah mengalibrasi kembali fokusnya dengan mencari hal yang paling mendasar dari kebutuhan nasabah.

Terobosan ini, menurut Poltak, memungkinkan dilakukan karena bank digital memanfaatkan teknologi serta punya kemampuan analisis menggunakan komputasi dan machine learning—salah satu cabang kecerdasan buatan untuk pengolahan dan analisis data—, untuk memetakan kebutuhan dasar nasabah.

Adapun bagi Siat Fun, terobosan-terobosan tersebut merupakan upaya bank digital menjawab tantangan inklusi keuangan hingga menjangkau area dan sektor yang selama ini sulit terlayani tanpa bantuan teknologi.

“Bank Jago sebagai bank berbasis teknologi mencoba menjawab tantangan dengan membuat aplikasi yang fitur-fiturnya berfokus pada kehidupan (life-centric) dan tertanam dalam ekosistem,” tutur Siat Fun.

Bank, tegas Siat Fun, harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang sekarang sudah makin tergantung kepada kemudahan dan kepintaran teknologi di gawai. Karenanya, lanjut dia, bank harus dapat masuk ke ekosistem digital yang sangat dinamis, multisektor, dan berteknologi tinggi.

“Kolaborasi menjadi sebuah keharusan. Prinsip dan kemitraan dalam ekosistem digital yang akan membuat Bank Jago dapat melayani kebutuhan nasabah luas dan tumbuh berkelanjutan bersama semua stakeholder,” tegas Siat Fun.

Mau tahu lebih lanjut bagaimana praktik layanan bank digital dalam keseharian? Ikuti terus serial tulisan kolom Jago Finansial di Kompas.com.

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com