Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas Bilang, Beras Impor dari China demi Berikan Rasa Aman Rakyat

Kompas.com - 19/10/2023, 05:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan impor beras sebanyak 1 juta ton dari China akan dilakukan jika stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) belum memenuhi kebutuhan nasional di tengah periode kekeringan panjang El Nino.

Pria yang akrab disapa Buwas itu menjelaskan saat ini pemerintah masih berupaya memenuhi kuota penugasan impor beras dari negara-negara lain seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Pakistan.

"China sudah pasti tapi dengan situasi sekarang, sudah nanti lah itu terakhir kita realisasikan setelah kita tidak bisa lagi mengambil dari negara-negara lain," kata Buwas dikutip dari Antara, Kamis (19/10/2023).

"Negara-negara ini kan tidak ada ikatan sama kita, kalau China sudah terikat berarti kita sudah punya cadangan 1 juta ton (beras) di China," ungkap dia lagi.

Baca juga: Buwas Luruskan Isu Beras Plastik Beracun yang Diimpor dari China

Lebih lanjut Buwas menerangkan, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan pemerintah China telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama impor beras pada Selasa (17/10/2023).

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan saat Erick mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Negeri Tirai Bambu itu untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 Belt Road Forum (BRF).

"Kemarin pak Presiden ke sana, melalui Menteri BUMN Pak Erick Thohir menandatangani kesepakatan kerja sama," ungkap Buwas.

Rencana impor beras dari China, kata Buwas, merupakan langkah dari pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dari kekhawatiran terhadap ancaman kenaikan harga beras.

Baca juga: Kontradiksi Janji Swasembada Jokowi dan Kebijakan Impor Beras

"Itu kan jaminan buat saya, supaya masyarakat juga aman, ada rasa aman, tidak ada ketakutan 'jangan-jangan nanti Bulog tidak dapat, harga beras naik, itu tidak ada," ujar Buwas.

Pemerintah diminta hati-hati

Pemerintah diminta untuk berhati-hati dalam kebijakan impor beras. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Agustus 2023, Indonesia telah melakukan impor sebanyak 1,78 juta ton beras dengan nilai sekitar 980 juta dollar AS.

“Meski pemerintah telah memperhitungkan dan mengantisipasi kondisi ini, namun hal ini juga menunjukkan bahwa ketahanan pangan dalam negeri, khususnya beras, masih belum mencukupi,” kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus belum lama ini.

Rencananya, pemerintah akan mengimpor tambahan sebanyak 1,5 juta ton beras pada akhir tahun ini. Sementara itu, Bulog juga memiliki cadangan sebanyak 1,7 juta ton beras, sehingga total stok beras mencapai 3 juta ton pada akhir tahun ini.

Menurut Maximilianus, opsi impor beras diambil oleh pemerintah karena fenomena kekeringan panjang atau El Nino telah mengganggu panen dan produksi beras di Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Diminta Hati-hati soal Impor Beras

Berdasarkan perhitungan BPS dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), potensi defisit beras pada Oktober 2023 mencapai 0,50 juta ton. Defisit diperkirakan akan meningkat menjadi 0,95 juta ton pada November 2023, dan dapat mencapai 1,45 juta ton pada Desember 2023.

Maximilianus menilai tingginya nilai impor beras ini juga berdampak pada neraca perdagangan, mengingat nilai impor yang tinggi dan meningkat, sehingga menekan penurunan surplus neraca perdagangan.

“Pasar berharap pemerintah melakukan pemeriksaan yang teliti sebelum menerapkan kebijakan impor ini,” kata Maximilianus.

“Pemerintah juga perlu mempertimbangkan apabila terjadi kelebihan produksi beras dari petani lokal dan tetap melanjutkan impor, hal tersebut dapat berpotensi menurunkan harga di tingkat petani lokal,” tambahnya.

Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 95 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki ketersediaan, akses, dan kualitas pangan.

Baca juga: Ironi Indonesia, Negara Agraris yang Terus-terusan Impor Beras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com