Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin: Industri Pengalengan Ikan Jadi Pahlawan Devisa

Kompas.com - 19/10/2023, 19:36 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kertasasmita mengungkapkan, industri pengalengan ikan di dalam negeri termasuk salah satu sektor yang berorientasi ekspor dengan kemampuannya memenuhi kebutuhan pasar luar negeri.

Menurut Menperin, ekspor produk dari industri tersebut meningkatkan devisa yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

“Indonesia termasuk ke dalam 10 negara terbesar eksportir produk perikanan dalam kaleng di dunia dan ini menunjukkan industri pengalengan ikan kita jadi pahlawan devisa,” kata Menperin pada acara pelepasan ekspor ikan sarden dan tuna dalam kaleng yang dilaksanakan CV. Pasific Harvest di Banyuwangi, dikutip Kompas.com lewat siaran persnya, Kamis (19/10/2023).

Baca juga: Menperin Targetkan Nol Emisi Karbon di Sektor Industri 2050

Menperin menyebutkan, terdapat 70 industri pengalengan ikan skala besar dengan total produksi sebesar 308.000 ton pada 2022. Ia mengatakan industri pengalengan ikan juga merupakan sektor padat karya yang telah menyerap tenaga kerja hingga 29.500 orang.

Menperin memberikan apresiasi kepada CV Pasific Harvest yang gencar memperluas pasar ekspornya, termasuk ke negara-negara non-tradisional. CV Pasific Harvest mengekspor produknya ke Jerman, Libia, dan negara-negara Afrika lainnya.

Menurut Agus, pengiriman produk pengalengan ikan dari Indonesia ke negara-negara tersebut menunjukkan bahwa produk industri nasional mampu bersaing dan dapat memenuhi persyaratan mutu yang ketat di Eropa dan negara-negara lain.

Baca juga: Menperin Dorong Jepang Tambah Investasi di Industri Farmasi dan Alkes

“Karena untuk bisa tembus ke Jerman saja itu tidak mudah, mereka punya standar yang sangat tinggi. Apalagi, standar di sektor makanan,” terangnya.

Guna mendukung peningkatan ekspor industri pengalengan ikan, lanjut Agus, pemerintah telah menggulirkan berbagai kebijakan strategis baik dari sisi suplai maupun permintaan.

Antara lain berupa jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan daya saing dan produktivitas industri, perluasan akses pasar, serta pengurangan hambatan perdagangan.

“Selain itu, industri ini juga membutuhkan adanya ketersediaan kaleng. Peluang ini yang perlu diambil oleh industri dalam negeri untuk memproduksi kaleng sesuai spesifikasi ke pasar ekspor, sehingga mutu ikan tetap terjaga,” imbuhnya.

Baca juga: KKP Minta Pelaku Usaha Patuhi Kebijakan Pemanfaatan Ikan Dilindungi

CV. Pasific Harvest selama ini memproduksi ikan sarden dan tuna dengan kapasitas produksi sebanyak 24.000 ton per tahun, dan persentase ekspornya sebesar 65-80 persen.

Dalam hal mendukung ekonomi nasional, CV Pasific Harvest telah melakukan peningkatan produksi serta perluasan jangkauan ekspor dengan mengoptimalkan SDM lokal. Bahkan perusahaan tersebut menyerap tenaga kerja dari warga di sekitar pabrik sebanyak 5.000 orang.

“Hal ini tentunya bisa membawa angin segar pada sektor industri manufaktur dan berdampak positif bagi peningkatan perekonomian Indonesia,” kata Menperin.

Ia berharap kegiatan pelepasan ekspor CV Pasific Harvest dapat menginspirasi lebih banyak kepada pelaku industri manufaktur di Indonesia untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam upaya menjalankan usahanya.

Baca juga: UMKM di Gresik Ekspor Kulit Ikan Hiu dan Pari ke Hong Kong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com