Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Amerika Serikat Mendanai Israel Perang Lawan Hamas

Kompas.com - 02/11/2023, 00:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Aljazeera

KOMPAS.com - Israel terus menerus membombardir Jalur Gaza yang terkepung total setelah serangan mematikan oleh kelompok Palestina Hamas, pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

Sebagaimana yang sudah dilakukan selama puluhan tahun, Amerika Serikat (AS) dengan tegas mendukung Israel dalam setiap perang melawan musuh-musuhnya.

Bahkan Negeri Paman Sam sudah mengirimkan kapal pembawa rudal, pesawat tempur F-35, serta peralatan militer lainnya sebagai bantuan ke negara Yahudi tersebut.

Merujuk data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) sebagaimana dilansir Aljazeera, pada tahun 2022, Israel telah menghabiskan dana sebesar 23,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 372,5 triliun untuk anggaran militernya.

Baca juga: Pantas Saja Israel Rakyatnya Makmur meski Tanpa Minyak, Apa Sebabnya?

Sebagai perbandingan saja, anggaran APBN Indonesia yang dialokasikan ke Kementerian Pertahanan RI saja pada RAPBN 2023 adalah sebesar Rp 135 triliun yang dibagi untuk Kemenhan dan tiga matra TNI.

Jumlah anggaran militer Israel ini mencapai 2.535 dollar AS per kapita selama periode 2018-2022, menjadikan Israel sebagai negara dengan belanja militer per kapita terbesar kedua di dunia setelah Qatar.

Pada tahun 2022, Israel mengalokasikan 4,5 persen produk domestik bruto (PDB) untuk militer, persentase tertinggi ke-10 di dunia.

Ekspor-impor senjata Israel

Secara historis, impor senjata Israel jauh melebihi ekspornya. Namun, selama dekade terakhir, ekspor senjata Israel secara konsisten mulai melampaui impor, menurut data SIPRI.

Antara tahun 2018 dan 2022, setidaknya 35 negara mengimpor senjata dari Israel dengan total nilai 3,2 miliar dollar AS.

Baca juga: Gambaran Susahnya Kehidupan Ekonomi dan Pekerjaan Warga Palestina

Dari jumlah tersebut, sekitar sepertiga (1,2 miliar dollar AS) ekspor militer Israel ditujukan ke India. Hubungan antara Israel dan India telah berkembang sejak Perdana Menteri India Narendra berkuasa pada tahun 2014.

Pembeli senjata Israel terbesar kedua adalah Azerbaijan (295 juta dollar AS), diikuti oleh Filipina (275 juta dollar AS), Amerika Serikat (217 juta dollar AS) dan Vietnam (180 juta dollar AS).

Pada periode antara 2018-2022, Israel mengimpor senjata senilai 2,7 miliar dollar AS hanya dari dua negara, AS dan Jerman.

Lebih dari tiga perempat impor militer Israel senilai 2,1 miliar dollar AS berasal dari Amerika Serikat, sedangkan sisanya senilai 546 juta dollar AS berasal dari Jerman.

Militer AS dan Israel sudah lama bekerja sama erat dalam latihan bersama, program pengembangan teknologi, dan proyek pertahanan, dan Israel merupakan penerima bantuan militer AS terbesar.

Baca juga: Khrushchyovka, Cara Uni Soviet Sediakan Rumah Murah bagi Warganya

Bagaimana cara AS mendanai perang Israel?

Israel adalah penerima bantuan luar negeri AS yang paling signifikan, setelah menerima sekitar 263 miliar dollar AS antara tahun 1946 dan 2023.

Jumlah ini hampir dua kali lipat (1,7 kali lebih banyak) dibandingkan negara penerima bantuan luar negeri AS terbesar kedua, Mesir, yang menerima 151,9 miliar dollar AS dalam 77 tahun terakhir.

Israel telah lama dipandang oleh para legislator AS sebagai sekutu yang membantu melindungi kepentingan strategis AS di Timur Tengah.

Menurut US Congressional Research Service, faktor-faktor yang mendasari awetnya dukungan militer kepada Israel karena dua alasan, pertama dukungan dalam negeri untuk Israel dan kedua komitemn bersama kedua negara terhadap nilai-nilai demokrasi.

Baca juga: Mengapa Uni Soviet dan Komunis Identik dengan Palu Arit?

Pendanaan militer AS untuk Israel mencapai 3,8 miliar dollar AS pada tahun 2023, sebagai bagian dari kesepakatan bantuan senilai 38 miliar dollar AS selama 10 tahun yang ditandatangani di era Presiden AS Barack Obama pada tahun 2016.

Antara tahun 1946 dan 2023, AS telah mendonorkan bantuan untuk Israel dengan total 124 miliar dollar AS dalam bentuk bantuan militer dan pertahanan.

Dari 3,8 miliar dollar AS bantuan militer yang diberikan kepada Israel tahun ini, setengah miliarnya disalurkan untuk pertahanan rudal Israel.

Washington telah menyatakan bahwa mereka akan mengirimkan amunisi baru kepada Israel sebagai pengganti amunisi yang mulai berkurang drastis untuk digunakan melawan Hamas dalam perang terbaru.

Dengan kata lain, bom-bom yang dijatuhkan di Jalur Gaza dan membunuh ribuan warganya dikontribusi dari uang pajak warga Amerika Serikat.

Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?

Tambahan bantuan untuk Israel

Pemerintahan Biden diperkirakan akan kembali menyisihkan lebih banyak uang untuk Tel Aviv, di mana alokasi pendanaan tersebut akan segera diajukan ke Kongres AS.

Namun, dengan tidak adanya ketua DPR AS, maka persetujuan kongres untuk bantuan ke Israel tersebut mungkin tertunda.

AS sendiri sejatinya menerapkan persyaratan sangat ketat mengenai bagaimana bantuan, khususnya bantuan militer, dapat digunakan oleh negara penerima.

Regulasi di AS, The Leahy Law, sangat melarang ekspor maupun bantuan militer AS dipakai oleh negara penerima untuk aktivitas yang terlibat pelanggaran hak asasi manusia.

Namun pengecualian untuk Israel, AS nampaknya tak pernah mempermasalahkannya. Israel pun selama puluhan tahun tak pernah dihukum bila senjata buatan AS dipakai untuk membombardir Gaza.

Bantuan militer ke Israel meningkat pesat setelah perang tahun 1967 ketika Israel mengalahkan tentara Arab tetangganya dan mulai menduduki Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza.

Baca juga: Strategi Putin, Jadikan Pupuk Senjata Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com