Adapun, berdasarkan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga September 2023, belanja fiskal baru mencapai 64,3 persen dari target APBN. Dengan kondisi tersebut, ruang stimulus fiskal masih cukup lebar untuk dioptimalkan menjaga momentum pertumbuhan.
Lebih jauh, Emil bilang, di tengah bergejolaknya perekonomian global, investasi masih mampu mencatat kinerja positif yakni tumbuh sebesar 5,77 persen dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 29,68 persen.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat, Ekonom: Sesuai Siklus
Hal tersebut tercatat sebagai pertumbuhan yang besar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 4,98 persen.
"Risiko perlambatan ekonomi global dapat menekan perekonomian Indonesia jika momentum pertumbuhan domestik tidak dijaga," ungkap Emil.
Indonesia dinilai tidak lagi membutuhkan suku bunga tinggi jika nilai tukar Rupiah dapat terjaga stabil hingga akhir tahun.
"Sejalan dengan hal tersebut, percepatan belanja fiskal pada sisa tahun ini sangat diperlukan untuk mendorong aktivitas ekonomi pada kuartal terakhir tahun ini," tutup dia.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,94 Persen pada Kuartal III 2023
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.