JAKARTA, KOMPAS.com - PT Carsurin Tbk (CRSN) menargetkan pendapatan di sisa tahun ini naik 18,3 persen menjadi Rp 430 miliar. Hal ini disampaikan oleh Direktur Carsuin Timotius Tjahjana secara virtual, Kamis (16/11/2023).
“Akhir periode 2023 akan menghasilkan pendapatan Rp 430 miliar atau naik 18,3 persen dibandingkan periode Desember 2022 sebesar Rp 363,37 miliar,” kata Timotius di Jakarta, Rabu (16/11/2023).
Timotius mengungkapkan, sesuai dengan proyeksi dalam prospektus perusahaan, peningkatan akan didominasi oleh sektor inspeksi dan pengujian.
Baca juga: Resmi Spin Off, Allianz Syariah Siap Garap Segmen Premium sampai Mikro
President Director Carsurin Sheila Tiwan menyebutkan, sepanjang Januari-September 2023, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 312,95 miliar. Pencapaian itu, naik signifikan dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 248,85 miliar.
“Pendapatan pada periode tersebut diperoleh dari sejumlah lini usaha yang meliputi jasa inspection, testing, certification, consulting dan product sales,” jelas Sheila.
Sheila memperkirakan di masa depan, bisnis di sektor Testing, Inspection, and Certification (TIC), perseroan dapat mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan pada tahun ini sebesar Rp 430,05 miliar dan Rp 507 miliar pada 2024.
Baca juga: AC Ventures dan Bain Rilis Laporan soal Lanskap Venture Capital di Indonesia
“Kami meyakini kinerja yang mumpuni dan membanggakan dari Perseroan akan dapat terus kami lanjutkan,” jelas dia.
“Sebab industri TIC telah mengalami tren positif dan pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya permintaan untuk produk dan layanan berkualitas tinggi, serta meningkatnya kesadaran konsumen tentang keamanan dan kualitas produk,” ujarnya.
Sementara itu, CRSN tercatat berhasil membukukan laba bersih Rp 18,69 miliar per akhir September 2023 atau tumbuh 76,52 persen secara tahunan atau naik dari Rp 10,59 miliar periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: IHSG Tak Mampu Tembus Level 7.000, Rupiah Melemah
Apabila dibandingkan dengan periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2023, realisasi laba bersih Perseroan juga naik 68,2 persen dari Rp 11,11 miliar.
Di sisi lain, perseroan juga berhasil mencatatkan pertumbuhan dari sisi aset. Per September 2023, aset lancar perseroan mencapai Rp 134,02 miliar, naik dari akhir 2022 yang mencapai Rp 85,33 miliar.
Sementara itu, dari sisi aset tidak lancar juga mencatatkan pertumbuhan menjadi Rp 119,7 miliar dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp 84,76 miliar.
Adapun, liabilitas jangka pendek perseroan per September 2023, tercatat mengalami penurunan menjadi Rp 17,62 miliar dari akhir tahun lalu yang mencapai Rp 23,48 miliar.
Baca juga: QNET Perkenalkan Produk Baru di Komplek Sesko TNI Bandung
Sedangkan liabilitas jangka panjang juga mengalami penurunan dari akhir tahun lalu sebesar Rp 32,08 miliar menjadi Rp 30,77 miliar per September 2023.
Sheila mengatakan, pencapaian yang diperoleh perusahaan hingga saat ini, tak lepas dari pengalaman perusahaan yang telah mencapai 55 tahun.
Dia menambahkan pihaknya juga melakukan revitalisasi terhadap sejumlah laboratoriumnnya yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Laboratorium yang telah selesai direvitalisasi antara lain, yang berada di Samarinda, Kendari, Cikarang, Palembang, Jambi, Pontianak, dan Medan.
Baca juga: MRT Jakarta Layani 163.162 Penumpang Saat Konser Coldplay, Tertinggi Sejak 2019
“Kami memiliki sejumlah upaya guna mendukung ambisi pemerintah mewujudkan transformasi ekonomi dalam kontek ekonomi hijau, ekonomi biru dan transisi energi, dengan menangkap peluang bisnis di dalamnya,” kata dia.
Sejauh ini, CRSN telah memiliki 8 lini usaha, bermula dari bisnis kelautan (marine), lini usaha perseroan kian meluas hingga yang terbaru adalah bisnis enviro.
Lini bisnis perusahaan yang meliputi mineral & logam, energi, sertifikasi sistem dan produk, infrastruktur, transformasi digital, lingkungan & keberlanjutan, pangan dan pertanian, serta kelautan, lepas pantai dan asuransi.
Baca juga: Mendaki Menuju Net Zero Emission
“Deretan peluang ekonomi hijau yang telah ditangkap Carsurin seperti enviromental testing serta jasa-jasa terkait dengan gas rumah kaca and carbon trading. Selain itu, terdapat peluang di rantai pasok dan ekosistem kendaraan listrik,” ujarnya.
Selanjutnya, untuk sektor ekonomi biru, Sheila menilai terdapat peluang dari bisnis marine infrastructure, maritime transport, dan dangerous goods.
Sedangkan untuk transisi energi, perseroan telah menerapkan energy efficiency audit, UAV digital transformation, dan layanan terkait dengan renewables energy seperti biofuel, cangkang sawit (PKS) dan biomassa berkelanjutan (GGL).
Baca juga: IHSG Tak Mampu Tembus Level 7.000, Rupiah Melemah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.