Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Ethereum Berada dalam Tren "Bullish", Bos Indodax Beberkan Penyebabnya

Kompas.com - 17/11/2023, 13:46 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kripto jenis Ethereum sedang berada dalam tren bullish. Harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua itu sudah menguat sekitar 25 persen dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Berdasarkan data Coinmarketcap, harga Ethereum pada Jumat (17/11/2023) hari ini diperdagangkan di kisaran 1.980 dollar AS, atau setara Rp 30,69 juta (asumsi kurs Rp 15.500 per dollar AS). Nilai ini melonjak dari posisi satu bulan lalu di kisaran 1.570 dollar AS atau setara Rp 24,33 juta.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, tren kenaikan Ethereum terjadi sejak tanggal 9 November lalu. Momentum ini muncul setelah perusahaan investasi, BlackRock, mengajukan kontrak berjangka atau ETF Ethereum ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk terdaftar di bursa saham Nasdaq.

Baca juga: Volume Perdagangan Anjlok 224 Persen, Bagaimana Prospek Aset Kripto?

"Setelah kabar pengajuan ini muncul, harga Ethereum melonjak lebih dari 13 persen, dari Rp 29,5 juta menjadi Rp 33,4 juta pada 9 November 2023," kata dia, dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).

Lebih lanjut Oscar menjelaskan, dengan pengajuan tersebut, BlackRock berupaya membuat ETF yang menampung Ethereum's ether (ETH). Ini bukan kali pertama BlackRock memaksimalkan pemanfaatan aset kripto, di mana sebelumnya perusahaan telah mendaftarkan ETF bitcoin.

"Jenis produk yang mudah diperdagangkan yang secara dramatis dapat memperluas akses ke kripto kepada investor di bidang lain," tuturnya.

Baca juga: Soal Ekosistem Kripto dalam Keuangan Syariah, Ini Pendapat AMCI

Salah satu poin dalam dokumen pengajuan BlackRock adalah perhitungan nilai aset bersih (NAB) dari trust setiap hari kerja berdasarkan indeks CF Benchmarks. CF Benchmarks akan mengumpulkan data perdagangan ETH dari beberapa bursa mata uang kripto terkemuka.

"Sebagai pelaku industri kripto, hadirnya spot berjangka ETF berbasis Ethereum akan memberikan dampak positif pada harga aset kripto, terutama ETH. Bahkan sejak diajukan saja, harga ETH sudah melonjak," ujarnya.

Terlebih lagi, menurut Oscar, Ethereum merupakan salah satu aset kripto favorit setelah Bitcoin. Dengan melihat perkembangan tersebut, Oscar menilai, Ethereum merupakan aset kripto yang cocok untuk investasi.

"Dengan angka-angka Ethereum yang positif ini, kami optimis bahwa tren positif akan terus berlanjut, memberikan peluang investasi yang menjanjikan di pasar kripto," ucap dia.

Baca juga: Tips Aman Investasi Kripto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com