Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi Bank Mandiri soal Kinerja Kredit Tahun Depan, Semakin Membaik?

Kompas.com - 27/11/2023, 16:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memperkirakan perbaikan kualitas kredit masih akan tetap berlanjut. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan sampai september 2023, kualitas kredit Bank Mandiri untuk bank only terus menunjukkan perbaikan ratio.

Non Performing Loan (NPL) 1,36 persen atau turun 52 bps dari posisi akhir 2022 dan loan to asset ratio atau LAR sebesar 9,87 persen, atau turun 2,23 persen dari posisi akhir tahun lalu.

Dia bilang, perbaikan ini mendorong penurunan cost of credit dari yang tadinya 1,21 persen di bulan Desember tahun lalu menjadi 0,73 persen pada September tahun ini. Ini sejalan dengan perbaikan kualitas portofolio.

Baca juga: Dorong Akses Perumahan Layak Huni, Pemerintah Cetuskan Kredit KPR FLPP

“Kami melihat perbaikan kualitas kredit akan berlanjut hingga akhir tahun 2023, dan di tahun 2024 mendatang,” kata Sigit dalam public expose live, Senin (27/11/2023).

“Ke depan Bank Mandiri akan mengeksekusi early warning mecanism dan watch listing proses dari debitur portofolio, baik itu ritel maupun wholesale untuk mendeteksi penurunan kinerja (kredit) sehingga kami bisa mengambil langkah proaktif untuk menghindari down grade NPL,” lanjut dia.

Sigit mengungkapkan, sepanjang 2023 berbagai leading indikator perekonomian seperti mandiri spending indeks, consumer confidence index, dan PMI menunjukkan trend yang optimis. Hingga september 2023, pihaknya juga mampu mencatatkan kinerja baik dibangingkan dengan rata-rata industri.

Baca juga: Pay Later Tidak Lebih Baik dari Kartu Kredit, Mengapa?

“Ini bisa dilihat dari beberapa indikator antara lain pertumbuhan kredit bank mandiri secara konsolidasi yang masih tumbuh 12,71 persen secara yoy, atau lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri sebesar 8,96 persen,” jelasnya.

Atas dasar pencapaian kineja hingga kuartal III-2023, Sigit optimis akhir tahun nanti pertumbuhan kredit masih diatas range guidence kami yakni 10 12 persen. Sementara untuk menjaga Net Intersest Margin atau NIM tetap stabil, pihaknya mendorong cost of fund atau biaya dana tetap rendah, dengan meningkatkan CASA dari transaksional, dan optimaliasi Kopra serta Livin.

“Kami perkirakan pertumbuhan ini akan merata pada segmen wholesale maupun ritel. Dari sisi profitabilitas kami perkirakan nim juga masih berada pada range atas (5,3-5,6 persen),” kata dia.

Baca juga: Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 24 November di BNI hingga Bank Mandiri

Sebagai informasi, Bank Mandiri menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp 1.315,92 triliun pada September 2023 dari posisi setahun sebelumnya sebesar Rp 1.167,51 triliun atau tumbuh 12,71 persen YoY.

Adapun penyaluran kredit di segmen komersial yang naik signifikan sebesar 18,55 persen secara YoY menjadi Rp 222,3 triliun di akhir kuartal III-2023. Kredit segmen SME (Small Medium Enterprise) yang mencapai Rp 74,16 triliun, atau naik 11,73 persen dari tahun periode yang sama tahun lalu. Sementara untuk segmen mikro tumbuh 10,09 persen YoY dari Rp 146,6 triliun di September 2022 menjadi Rp 161,4 triliun pada akhir September 2023.

Untuk kredit korporasi Bank Mandiri tetap menjadi penyumbang portofolio kredit terbesar perseroan, dengan realisasi mencapai Rp 449 triliun dan tumbuh 9,55 persen secara YoY.

Baca juga: Jatelindo dan Bank Mandiri Perkuat Ekosistem Transaksi Digital

Pertumbuhan kredit ini beriringan dengan kinerja keuangan perseroan yang semakin solid. Tercermin dari laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 27,4 persen YoY menjadi Rp 39,1 triliun hingga September 2023.

“Kami optimis dapat melanjutkan kinerja yang baik ini, sehingga di akhir tahun 2023 pertumbuhan kredit kami akan berada di range atas guidance kami sebesar 10-12 persen. Pertumbuhan tersebut merata, baik di segmen wholesale maupun retail,” jelasnya.

“Dalam melakukan ekspansi kredit, tentunya Bank Mandiri akan selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mengarahkan pertumbuhan kreditnya kepada sektor-sektor yang tergolong prospektif maupun risilien sesuai Loan Portfolio Guideline (LPG) yang kami review secara periodik,” kata Sigit.

Baca juga: Riwayat Transaksi Pembayaran Bisa Masuk Penilaian Skor Kredit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com