LONDON, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia layanan streaming musik dan siniar asal Swedia, Spotify, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.500 karyawan atau setara 15 persen dari total karyawan. Ini adalah upaya yang diambil Spotify untuk memangkas biaya.
Dikutip dari BBC, Selasa (5/12/2023), CEO Spotify Daniel Ek mengatakan, pihaknya telah mengambil keputusan yang sulit, sebab pertumbuhan ekonomi melambat secara dramatis.
Spotify memiliki sekitar 9.000 orang karyawan. Menurut Ek, tindakan substansial guna menyesuaiakan biaya diperlukan agar Spotify dapat mencapai tujuannya.
Baca juga: Apakah Mendengarkan Lagu Sendiri di Spotify Bisa Dapat Royalti?
Ek menjelaskan, dia memahami PHK tersebut akan sangat menyakitkan bagi tim di Spotify.
“Saya menyadari hal ini akan berdampak pada sejumlah individu yang telah memberikan kontribusi berharga. Terus terang, banyak orang cerdas, berbakat, dan pekerja keras akan meninggalkan kita," tutur Ek.
Spotify telah melakukan PHK karyawan pada awal tahun ini. Spotify melaporkan laba sebesar 65 juta euro atau setara sekitar 1,089 triliun (kurs 1 euro setara Rp 16.763) selama tiga bulan hingga September 2023. Laba Spotify ditopang oleh kenaikan harga dan jumlah pelanggan yang lebih tinggi.
Perusahaan teknologi ini telah berkembang ke seluruh dunia dalam upayanya menjangkau satu miliar pengguna pada tahun 2030.
Baca juga: TikTok Music Ramaikan Pasar Layanan Streaming, Jadi Pesaing Spotify dan Apple Music
Saat ini terdapat 601 juta pelanggan Spotify, naik dari 345 juta pada akhir tahun 2020.
Ek mengatakan, dengan adanya hasil positif baru-baru ini, PHK yang diumumkan akan terasa sangat besar bagi banyak orang.
Dia mengatakan Spotify telah mempertimbangkan untuk melakukan PHK karyawan dengan jumlah yang lebih kecil selama tahun 2024 dan 2025, namun memutuskan bahwa tindakan yang lebih drastis diperlukan untuk meningkatkan keuangan perusahaan.
Sejak diluncurkan, Spotify telah menghabiskan banyak uang untuk mengembangkan bisnisnya, dan mengamankan konten eksklusif, seperti siniar yang dibuat oleh tokoh-tokoh seperti Michelle dan Barack Obama serta Pangeran Harry dan sang istri, Meghan Markle.
Baca juga: Spotify dan Google Tambah Daftar Raksasa Teknologi yang Lakukan PHK Massal
Kesepakatan dengan Harry dan Meghan dilaporkan menelan biaya 25 juta dollar AS dan hanya menghasilkan 12 episode yang ditayangkan selama dua setengah tahun sebelum kesepakatan berakhir pada bulan Juni 2023 lalu.
Adapun karyawan akan mendapatkan pesangon, tunjangan hari raya, dan jaminan kesehatan selama lima bulan selama masa pesangon.
Spotify juga akan menawarkan dukungan imigrasi kepada karyawan yang status imigrasinya terkait dengan pekerjaan mereka.
Hilangnya lapangan kerja ini adalah yang terbaru dari serangkaian PHK yang diumumkan di industri teknologi, yang telah memangkas puluhan ribu lapangan kerja menyusul booming selama lockdown akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Mudah, Cara Bayar Spotify Premium Pakai OVO
Grup telekomunikasi Inggris BT mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka akan memangkas hingga 55.000 pekerjaan pada akhir dekade ini.
Raksasa teknologi Meta dan Microsoft juga mengungkapkan rencana untuk mengurangi tenaga kerja mereka sebanyak 10.000 karyawan pada tahun ini.
Raksasa ritel online Amazon mengumumkan pihaknya memangkas lebih dari 18.000 pekerjaan di seluruh dunia dan perusahaan induk Google, Alphabet, mengumumkan PHK sekitar 12.000 orang.
Perusahaan-perusahaan kecil juga merasakan kesulitan karena Yahoo dan LinkedIn juga mengumumkan pemotongan pada tahun ini. Namun Apple tampaknya telah melawan tren tersebut, dengan mengumumkan bahwa mereka akan mempekerjakan beberapa staf di sektor AI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.