Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mitigasi Dampak Perubahan Iklim, Kementan Salurkan Bantuan Benih Kopi ke Pekebun Maluku Tenggara

Kompas.com - 18/12/2023, 18:33 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Ke depan, petani Maluku Tenggara diharapkan dapat berpartisipasi dalam peningkatan nilai ekspor subsektor perkebunan tersebut.

Seusai menerima bantuan Kementan, Ketua KT Lefmun Yohanis B Mayabubun mensyukuri serta mengapresiasi penuh keberadaan bantuan pemerintah di tengah anomali iklim El Nino. 

Pasalnya, fenomena alam itu menyebabkan kekeringan dan memicu kebakaran lahan.

Baca juga: Akselerasi Upsus LTT Padi Nasional 2023, Kementan Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Program bantuan lengkap yang terdiri dari benih kopi, pupuk NPK, pupuk organik, serta alat pertanian kecil diharapkan dapat digunakan untuk perluasan tanaman kopi. 

Dengan dorongan bantuan tersebut, memungkinkan komoditas kopi di lokasi tersebut mencapai lebih dari 1 ton per hektar (ha) sehingga meningkatkan NTP.

Philips, sebagai generasi muda asal Desa Letfuan, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Maluku Tenggara mengatakan, bantuan itu membuat pekebun optimistis meningkatkan pendapatan mereka.

Ia sendiri mendapatkan bantuan 30.000 Benih Kopi, 1500 Kg NPK, dan 6000 Pupuk Organik, 

“Mantri Tani sudah mengembangkan komoditas kopi sejak 1957 ke tempat ini. Peningkatan produktivitas sangat diharapkan mengingat hilirisasi kopi di lokasi ini sangat baik,” katanya. 

Baca juga: Bersama BNPT dan Pemda, Kementan Salurkan 50.000 Benih Kopi Arabika di Temanggung

Dia mengatakan, dengan program itu, petani tidak perlu bersaing dengan tengkulak untuk mendapatkan Rp 35.000 per kilogram (kg) biji kopi. 

“Kopi di lokasi ini yang disebut Kopi Letfuan memiliki dua cita rasa dari kopi arabika dan robusta,” ujar Philips yang juga tergabung dalam koperasi petani, mitra dari tujuh kelompok tani.

Philips menambahkan, kopi tersebut sudah dipamerkan di beberapa acara nasional dan dibawa serta di kancah internasional secara mandiri oleh peminat kopi Letfuan di Belanda. 

Kopi itu memiliki kualitas Grade A sehingga digolongkan kopi premium dengan potensi harga Rp 300.000-400.000 per kg-nya. 

Minimnya sarana serta prasarana kopi menjadi faktor utama penurunan produktivitas. Sebab, 1 ha lahan menghasilkan kurang dari 1 ton kopi per tahun.  

Untuk itu, besarnya lahan potensial untuk penanaman kopi serta harganya yang menjanjikan menjadi faktor penting dalam pemberian bantuan ini.

Baca juga: Stabilkan Harga Cabai, Kementan Turunkan Tim Pantau Produksi

Untuk kabupaten Maluku Tenggara, Kementan melalui Ditjenbun pada 2023 mengalokasi bantuan benih untuk 30 ha lahan kopi yang telah terealisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com