Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Harga Rokok 2024

Kompas.com - 20/12/2023, 18:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga jual eceran rokok dipastikan kembali meningkat pada tahun 2024. Kenaikan tersebut menyusul penyesuaian tarif cukai rokok rata-rata sebesar 10 persen.

Kenaikan itu sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191 Tahun 2022. Lewat aturan tersebut, pemerintah mengatur kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) rata-rata sebesar 10 persen pada 2023 dan 2024.

Namun, khusus untuk rokok sigaret kretek tangan (SKT) kenaikannya lebih rendah. Pemerintah menetapkan kenaikan tarif cukai SKT sebesar 5 persen.

Baca juga: Pengusaha Nilai Cukai Rokok Jadi 10 Persen Terlalu Tinggi

"Penetapan kembali dilakukan dengan memperhatikan tarif cukai untuk jenis haisl tembakau, golongan pengusaha pabrik hasil tembakau, golongan pengusaha pabrik hasil tembakau, dan harga jual eceran per batang atau gram," bunyi Pasal II PMK 191 Tahun 2022, dikutip Rabu (20/12/2023).

Sementara itu, rokok elektrik mengalami kenaikan cukai yang lebih besar, yakni rata-rata sebesar 15 persen. Kenaikan untuk cukai rokok elektrik diatur dalam PMK Nomor 192 Tahun 2022.

Dengan adanya penyesuaian tarif cukai tersebut, pemerintah juga mengatur batas bawa harga jual eceran rokok. Hal ini diatur dalam PMK Nomor 191 Tahun 2022 dan PMK Nomor 192 Tahun 2023.

Berikut rincian daftar batas harga eceran rokok per batang atau gram yang mulai berlaku pada 1 Januari 2024

Sigaret kretek mesin (SKM)
- Golongan I: Paling rendah Rp 2.260
- Golongan II: Paling rendah Rp 1.380

Sigaret putih mesin (SPM)
- Golongan I: Paling rendah Rp 2.380
- Golongan II: Paling rendah Rp 1.465

Sigaret kretek tangan (SKT) atau sigaret putih tangan (SPT)
- Golongan I: Paling rendah Rp 1.375 - Rp 1.980
- Golongan II: Paling rendah Rp 865
- Golongan III: Paling rendah Rp 725

Sigaret kretek tangan filter (SKTF) atau sigaret putih tangan filter (SPTF)
- Tanpa golongan: Paling rendah Rp 2.260

Sigaret kelembak kemenyan (KLM)
- Golongan I: Paling rendah Rp 950
- Golongan II: Paling rendah Rp 200

Jenis tembakau iris (TIS)
- Tanpa Golongan: Lebih dari Rp 275
- Tanpa golongan: Lebih dari Rp 180 - Rp 275
- Tanpa golongan: Paling rendah Rp 55 - Rp 180

Baca juga: Penerimaan Bea dan Cukai Melorot, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya

Jenis rokok daun atau klobot (KLB)
- Tanpa golongan: Paling rendah Rp 290

Jenis cerutu (CRT)
- Tanpa golongan: Lebih dari Rp 198.000
- Tanpa golongan: Lebih dari Rp 55.000 - Rp 198.000
- Tanpa golongan: Lebih dari Rp 22.000 - Rp 55.000
- Tanpa golongan: Lebih dari Rp 5.500 - Rp 22.000
- Tanpa golongan: Paling rendah Rp 495 - Rp 5.500

Rokok elektrik
- Rokok elektrik padat: Rp 5.886 per gram
- Rokok elektrik cair sistem terbuka: Rp 1.121 per mililiter
- Rokok elektrik cair sistem tertutup: Rp 39.607 per cartridge

Hasil pengolahan tembakau lainnya
- Tembakau molasses: Rp 242
- Tembakau hidup: Rp 242
- Tembakau kunyah Rp 242.

Baca juga: Ada Pasal Tembakau di RPP Kesehatan, Ini Dampaknya Menurut Asosiasi Pabrik Rokok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com