Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos OJK Beberkan Kondisi Sektor Keuangan RI Sepanjang 2023

Kompas.com - 09/01/2024, 15:14 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar membeberkan perkembangan industri jasa keuangan nasional hingga pengujung tahun 2023.

Menurutnya, sepanjang 2023 indikator perekonomian global masih menunjukkan adanya potensi perlambatan pertumbuhan di beberapa negara, khususnya negara-negara di Uni Eropa dan China.

Namun, perlambatan pertumbuhan itu mendorong inflasi kian menurun dan mendekati target masing-masing negara, sehingga membuat ruang penurunan suku bunga bank sentral semakin terbuka pada 2024.

"Di Amerika Serikat, The Fed mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps di tahun 2024," ujar Mahendra, dalam konfrensi pers hasil RDK OJK, Selasa (9/1/2024).

Baca juga: Bos OJK Beberkan Dampak Perang Rusia dengan Ukraina ke Sektor Keuangan RI

Selain kebijakan moneter, pasar juga mencermati perkembangan geopolitik ke depan yang diwarnai potensi eskalasi ketegangan di Laut Merah imbas dari konflik Palestina Israel.

Kemudian, Mahendra bilang, pasar juga menyoroti penyelenggaran pemilihan umum yang dilakukan di berbagai negara, mulai dari Indonesia, AS, Taiwa, hingga India, dan mencakup 50 persen populasi.

"Secara umum sentimen di pasar keuangan global cenderung positif pada Desember 2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Fund Rate dan narasi soft landing AS," tutur Mahendra.

Baca juga: Kemenkeu Sebut Sektor Keuangan RI Belum Berkembang, Apa Sebabnya?

Dengan melihat perkembangan-perkembangan tersebut, Mahendra menilai, sektor jasa keuangan RI masih stabil, selain mendapat sentimen positif global, dukungan juga muncul dari permodalan, likuiditas, dan permodalan yang terjaga.

Kemudian, kondisi fundamental perekonomian RI yang positif juga menopang kinerja sektor jasa keuangan, khususnya pasar keuangan RI.

"Volatilitas baik dipasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun," kata Mahendra.

"Namun begitu masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik kedepan, seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen serta melandainya penjualan ritel dan kendaraan bermotor," ucapnya.

Baca juga: Kebijakan OJK Dinilai Efektif Jaga Stabilitas Sektor Keuangan

Sektor keuangan RI 2023 menurut Kemenkeu

Sebelumnya, Kemenkeu menilai ektor keuangan di Indonesia belum mencapai pertumbuhan yang diharapkan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu RI Febrio N. Kacaribu beberapa waktu lalu.

Ia mengungkapkan, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki 270 orang penduduk dengan nilai ekonomi sebesar 1,3 triliun dollar AS. Lalu, berdasarkan gross domestic product (GDP), perekonomian Indonesia menempati posisi ke-16 di seluruh dunia.

"Tetapi sektor keuangannya masih underdeveloped, contohnya perbankan itu size terhadap GDP masih sekitar 50-an persen. Belum lagi untuk yang nonbank. Untuk itu didorong melalui Omnibus Law sektor keuangan," kata dia dalam Bank BTPN Economic Outlook 2024, Rabu (22/11/2023).

Selanjutnya, sektor dana pensiun dan asuransi masih memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) yang rendah. Pada 2022, aset dana pensiun baru berkontribusi 6,9 persen dari PDB Indonesia.

Hal itu dinilai tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat literasi dari kelas menengah.

"Reformasi di beberapa sektor nonbank ini akan menjadi PR (pekerjaan rumah) yang sangat besar untuk kita beberapa tahun ke depan," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com