Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bos Mayapada Group Dato Sri Tahir, Orang Terkaya Ke-9 Indonesia

Kompas.com - 17/01/2024, 20:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bos Group Mayapada Darta Dato Sri Tahir yang merupakan orang terkaya ke-9 di RI atau ke - 682 secara global mengalami penurunan jumlah kekayaan bersih atau net worth.

Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires, Rabu (17/1/2024), harta Keluarga Tahir menguap sebesar 100 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,56 triliun (kurs Rp 15.643 per dollar AS).

Dengan penurunan sebesar 2,2 persen itu, maka saat ini jumlah kekayaan bersih Keluarga Tahir mencapai 4,3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 67,2 triliun.

Baca juga: Mengenal Benny Suherman, Bos Bioskop XXI yang Jadi Orang Terkaya Ke-26 di RI

Posisi kekayaan Keluarga Tahir diapit oleh Bos Harita Nikel, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono dengan jumlah kekayaan 4,5 miliar dollar AS, serta Bos Alfamart Djoko Susanto dengan jumlah kekayaan bersih 3,9 miliar dollar AS.

Dato Sri Tahir saat ini berusia 71 tahun. Pria kelahiran Surabaya itu merupakan suami dari Rosy Riyadi yang juga merupakan anak konglomerat Lippo Group, Mochtar Riady.

Adapun anak dari pasangan konglomerat itu, yakni Grace Tahir, Jonathan Tahir, Victoria Tahir, dan Jane Tahir. Keempat anak Dato Sri Tahir dan Rosy Riyadi dikenal public dengan julukan ‘Old Money’ ataupun ‘Crazy Rich Surabaya’.

Adapun bisnis Keluarga Tahir mencakup PT Bank Mayapada International Tbk (MAYA), dan PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ) atau yang dikenal dengan Mayapada Hospital.

Lalu, ada PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA), dan selanjutnya ada usaha properti yakni PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO). Keempat perusahaan tersebut merupakan perusahaan go public, atau tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bank Mayapada merupakan perusahaan kedua Keluarga Tahir yang go public pada tahun 1997. Dato Sri Tahir memiliki 4,79 persen saham Bank Mayapada, dan dia menjabat sebagai Komisaris Utama perusahaan tersebut.

Tapi, Bank Mayapada diterpa isu tidak sedap belakangan ini yang membuat saham MAYA mendapatkan notasi khusus dari BEI, yakni notasi G dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena perusahaan melanggar ketentuan administratif terkait transaksi afiliasi.

Sanksi tersebut diberikan karena perusahaan telah melanggar peraturan di bidang pasar modal dengan kategori pelanggaran sedang. Namun demikian belum lama ini BEI akan mencabut notasi itu sesuai ketentuan, karena Bank Mayapada sudah memenuhi seluruh kewajibannya.

Baca juga: Siapa Miliarder Tertua dalam Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia?

Dalam sepekan harga saham Bank Mayapada mengalami penurunan 19,7 persen, dan pada perdagangan hari ini saham MAYA berhasil menguat 1,7 persen dan ditutup pada posisi Rp 228 per saham.

Sementara perusahaan rumah sakit milik keluarga Tahir, RS Mayapada tercatat di BEI pada April 2011. Hari ini, harga saham SRAJ berakhir positif hari ini dengan kenaikan signifikan sebesar 25 persen dan ditutup pada level Rp 320 per saham.

Dato Sri Tahir memiliki 0,02 persen saham di RS Mayapada, ia juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama di perusahaan tersebut. Anak Dato Sri Tahir, Jonathan Tahir menjabat sebagai Komisaris Utama di SRAJ, sementara Jane Dewi Tahir menjabar sebagai Direktur, dan Grace Tahir sebagai Direktur Utama.

Keluarga Tahir juga memiliki usaha properti lewat MPRO yang listing di BEI pada Oktober 2018, dan juga bisnis pariwisata SONA yang merupakan perusahaan pertama keluarga Tahir yang tercatat di BEI, yakni pada Juli 1992.

Baca juga: Harta 5 Orang Terkaya Ini Terus Bertambah di Tengah Masyarakat Dunia yang Makin Miskin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com