Sementara itu, PPA juga mengintegrasikan BUMN sektor manufaktur, yaitu Barata Indonesia dan BBI untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dengan produk unggulan dan jasa yang holistik, serta didukung integrated value chain dengan struktur keuangan yang kuat.
"PPA juga menjajaki potensi kemitraan strategis dengan investor untuk dapat mengoptimalisasi sekaligus memberikan nilai tambah dalam pengembangan dua BUMN Titip Kelola, yaitu Semen Kupang di kawasan Indonesia Timur dan Primissima sebagai pendukung industri batik nasional," papar dia.
Lalu di bidang teknologi informasi, dilakukan transformasi bisnis pada INTI untuk memperkuat perannya sebagai perusahaan teknologi dengan pilar bisnis system integrator, manufaktur, dan digital agar dapat mendukung pemenuhan kebutuhan pasar nasional.
Baca juga: Profil 7 Perusahaan BUMN yang Resmi Dibubarkan Pemerintah
PPA juga melakukan restrukturisasi dan penguatan bisnis pada Djakarta Lloyd dan VTP agar ke depan dapat menjadi bagian dari ekosistem logistik BUMN.
Peran Djakarta Lloyd akan diperkuat sebagai penyedia jasa angkutan curah dengan revenue stream yang terdiversifikasi. Kemenhub bahkan kini memberikan penugasan tol laut kepada Djakarta Lloyd untuk mengoperasikan 7 kapal di 2024.
Adapun VTP saat ini sedang melakukan pembenahan untuk memperkuat core business-nya sebagai penyedia solusi rantai kegiatan logistik di Klaster Danareksa maupun ekosistem BUMN.
Selain itu, PPA melakukan pula penanganan atas Amarta Karya dan Indah Karya. Pasca homologasi pada September 2023, Amarta Karya saat ini sedang melakukan refokus pada bisnis baja agar memiliki arus kas yang berkelanjutan.
Baca juga: Bagaimana Nasib Jiwasraya Setelah Restukturisasi Polis Nasabah Rampung? Ini Kata Wamen BUMN
Sementara Indah Karya saat ini dalam proses restrukturisasi secara kolektif melalui beberapa opsi penyelesaian kewajiban dengan fokus kembali pada bisnis utamanya.
"Kami berharap dukungan dari seluruh pihak agar proses restrukturisasi ini dapat berjalan baik, sehingga BUMN Titip Kelola dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat," tutup Teguh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.