Riset INDEF tersebut menerangkan bahwa pelaku UMKM yang mengetahui program Shopee mencapai 25,98 persen untuk program Kampus UMKM (Ekspor) dan 17,32 persen untuk Program Ekspor Shopee.
Kedua angka yang dicapai program itu jauh melebihi pesaing terdekatnya, yakni program Sekolah Kilat Seller Tokopedia yang hanya mendapat angka sebesar 6,30 persen.
Terkait tantangan yang dihadapi pelaku usaha, Staf Ahli Hubungan Antarlembaga Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Riza Damanik pun menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan digital, dan masyarakat.
Menurutnya, kolaborasi perlu dilakukan untuk melakukan pendampingan dalam mendorong program digitalisasi UMKM.
“Inisiatif kolaborasi dengan perusahaan, seperti Shopee, Lazada, dan lainnya sudah berjalan. Kami juga berusaha mendorong mereka untuk semakin aktif dan terlibat untuk terus melakukan pendampingan selain yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Kami berharap, engagement-nya juga bisa semakin besar,” ujar Riza dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (29/1/2024).
Terkait program pelatihan digital bagi UMKM, Riza menilai program ini dapat membantu pemerintah mendorong digitalisasi UMKM.
“Program pelatihan digital dari platform e-commerce sangat membantu. Apalagi, berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, pemerintah saat ini sedang menargetkan 50 persen UMKM go digital pada 2030,” kata Riza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya