Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standard Chartered Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2 Persen pada 2024

Kompas.com - 01/02/2024, 17:16 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan Standard Chartered Global Focus – Economic Outlook 2024 memproyeksikan, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) alias pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2 persen pada 2024.

Angka tersebut tumbuh dari perkiraan tahun lalu senilai 5,1 persen. Hal itu diungkapkan dengan melihat lintasan perekonomian Indonesia tahun ini.

Vice Chairman ASEAN & President Commissioner Indonesia Standard Chartered Rino Donosepoetro mengungkapkan, laporan yang sama menunjukkan konsumsi swasta yang lebih tinggi serta pertumbhan investasi yang kuat, dapat mengimbangi permintaan eksternal yang lemah pada 2024.

Baca juga: Intip Prospek Pertumbuhan Ekonomi RI Pasca-Pemilu 2024

"Belanja terkait pemilu dan consumer spending terkait (belanja masyarakat) berbagai hari besar diperkirakan akan turut memberikan dampak positif secara sementara bagi perekonomian sepajang semester I-2024, sebelum adanya normalisasi pada semester kedua," kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (1/2/2024).

Sementara itu, Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra menyebut, Standard Chartered mempertahankan perkiraan inflasi rata-rata Indonesia selama 2024 sebesar 2,9 persen secara tahunan (year on year).

Angka ini lebih tinggi dari perkiraan inflasi Oktober 2023 sebesar 2,6 persen.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi 4,9-5 Persen pada 2024

Standard Chartered juga memprediksi kondisi sticky inflation pada semester I-2024 yang akan menjaga inflasi umum tetap tinggi, mendekati batas atas kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5 sampai 3,5 persen.

"Sebelum turun menjelang akhir 2024," ujar dia.

Ilustrasi logo Bank Indonesia (BI). SHUTTERSTOCK/HARISMOYO Ilustrasi logo Bank Indonesia (BI).

Terkait kebijakan moneter, Standard Chartered mempertahankan pandangannya pada BI yang akan
menurunkan BI Rate sebesar 50 basis poin (bps) pada paruh kedua 2024.

Meskipun demikian, Aldian menuturkan, tak menutup kemungkinan pemotongan lebih awal juga dapat terjadi jika perekonomian AS yang tengah melemah berhasil mendorong penurunan suku bunga The Fed lebih awal.

Baca juga: Proyeksi Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bakal Melambat Tahun Ini

Kemudian, stabilitas rupiah akan tetap menjadi tujuan kebijakan moneter utama bagi BI sepanjang tahun 2024, mengingat tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan lingkungan makro dalam negeri yang relatif stabil.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) juga kemungkinan akan terus memperkuat langkah moneternya dan menyempurnakan instrumen miliknya untuk memberikan opsi penempatan yang menarik bagi investor asing.

Sementara itu, Standard Chartered menurunkan perkiraan defisit fiskal tahun 2024 menjadi 2,3 persen dari PDB dari sebelumnya 2,5 persen, lantaran harga komoditas yang lebih stabil dan belanja yang terkendali.

Aldian menjelaskan, Standard Chartered akan mempertahankan perkiraan nilai tukar dollar AS dengan rupiah pada akhir 2024 di angka 15.000.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Strategi Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen pada 2024

“Kami cukup optimis terhadap IDR (Rupiah) dalam jangka menengah mengingat adanya perbaikan struktural pada fundamental makroekonomi Indonesia,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com