Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ramalan" Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tak Capai 5 Persen pada 2024-2026

Kompas.com - 13/12/2023, 15:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memproyeksi, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tak mencapai 5 persen per tahun pada periode 2024-2026. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam laporan teranyar Bank Dunia bertajuk "Indonesia Economic Prospects December 2023".

Dalam laporan itu disebutkan, Indonesia diproyeksi mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif ke depan. Akan tetapi, ancaman dari risiko perlambatan semakin nyata.

"Perekonomian (Indonesia) diproyeksi tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,9 persen pada 2024-2026," tulis laporan tersebut, dikutip pada Rabu (13/12/2023).

Baca juga: Ini Ramalan Terbaru Ekonomi Indonesia dari OECD

Proyeksi itu menunjukkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, produk domestik bruto (PDB) RI tumbuh 5,3 persen pada 2022 dan pada tahun ini diproyeksi tumbuh di kisaran 5 persen.

Salah satu pemicu utama potensi perlambatan ekonomi nasional ialah normalisasi harga komoditas unggulan Tanah Air. Merosotnya harga komoditas unggulan berpotensi memicu pelebaran defisit neraca berjalan RI.

"Defisit neraca transaksi berjalan akan melebar secara bertahap hingga 1,4 persen terhadap PDB pada 2026, seiring dengan menurunnya harga komoditas dan perlambatan global yang menghambat ekspor," tulis Bank Dunia.

Selain itu, perekonomian nasional juga masih dihadapi oleh fenomena bunga kredit yang tinggi. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap roda perekonomian nasional, sejalan dengan meningkatnya biaya operasional pelaku usaha.

Lalu, Bank Dunia juga menyoroti potensi perlambatan ekonomi yang disebabkan momen Pemilu 2024. Bank Dunia menilai, pergelaran pesta politik dapat menghambat momentum reformasi birokrasi yang telah dilakukan pemerintah selama beberapa tahun terakhir.

"Ketidakpastian global dan dampak terkait perubahan global berpotensi memicu disrupsi rantai pasok global sehingga berpotensi menekan pendapatan negara dan membuat ruang fiskal yang lebih ketat," tulis Bank Dunia.

Baca juga: BI Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Bisa 5,5 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com