Di sisi lain, pada 2023 BTN menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 349,93 triliun, meningkat 8,7 persen dibandingkan 2022 yang sebesar Rp 321,93 triliun.
Dari jumlah tersebut kontribusi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) mencapai Rp 188 triliun atau naik 20,4 persen dibandingkan 2022 yang sebesar Rp 156 triliun.
Baca juga: BTN Sudah Salurkan KPR Rp 52 Triliun ke Sektor Informal
"Dengan kenaikan tersebut, komposisi dana murah BTN mencapai 53,7 persen terhadap total DPK," ungkap dia.
Kenaikan dana murah berupa giro dan tabungan di BTN terlihat selama lima tahun terakhir. Pada 2019, porsi dana murah BTN masih di level 43,4 persen dan perlahan menanjak menuju 48,5 persen pada 2022.
Kenaikan dana murah ini turut ditopang oleh transformasi digital banking yang dilakukan BTN, terutama pada aplikasi BTN Mobile. Hingga akhir 2023, jumlah pengguna BTN Mobile mencapai 2,7 juta, dengan total transaksi mencapai 235 juta.
Melesatnya transaksi di BTN Mobile turut mendongkrak pertumbuhan pendapatan berbasis biaya (fee-based income/FBI) perseroan naik 60,1 persen secara tahunan menjadi Rp 3,2 triliun pada 2023 dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2 triliun.
Baca juga: BTN Prediksi Penjualan Rumah Tumbuh hingga 12 Persen Tahun Ini
Secara keseluruhan, dengan total penyaluran kredit serta perolehan DPK yang tumbuh signifikan, BTN mampu membukukan total aset sebesar Rp 439 triliun sepanjang 2023, atau meningkat 9,1 persen dibandingkan tahun sebesar Rp 402 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.