Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Bayar Fintech P2P Lending Makin Marak, Pengamat Ungkap Pemicunya

Kompas.com - 12/02/2024, 22:54 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah platform fintech peer to peer (P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) masih dirundung masalah gagal bayar, dengan rasio Tingkat Wanprestasi 90 hari (TWP90) yang tinggi.

Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan akar permasalahan terjadinya gagal bayar pada fintech P2P lending ada pada sistem kredit scoring.

“Akar masalahnya ada di sistem scoring kreditnya yang saya nilai belum mampu menghasilkan skor yang valid menggambarkan kemampuan bayar seseorang,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (11/2/2024).

Baca juga: Pelunasan Biaya Haji Tahap I Diperpanjang, Cek Jadwal Terbarunya

Huda mengungkapkan, perusahaan hanya mengejar kecepatan penyaluran pembiayaan saja dan hanya sedikit yang memperdulikan kualitas calon peminjam atau borrower.

“Ya akibatnya adalah kasus gagal bayar yang cukup tinggi. Akhirnya lender (pemberi dana) pun teriak karena akan mempengaruhi uang lender. Tingkat TKB90 pun sebenarnya menunjukkan tren penurunan walaupun sempat membaik.” ungkapnya.

Huda menuturkan, permasalahan gagal bayar ini bisa menggerus lender dari fintech P2P lending terutama lender individu. Pada akhirnya, lanjut dia, ini yang harus diantisipasi oleh semua stakeholders pinjol.

Baca juga: Antisipasi Bentrok Antarpendukung Paslon, KAI Perkuat Pengamanan Jelang Pemilu 2024

“Saat ini lender individu hanya 20 persen dari total lender. Padahal hakikatnya kan lebih banyak lender individu,” tuturnya.

Untuk diketahui, PT Investree Radhika Jaya (Investree), baru-baru ini dihadapkan permasalahan gagal bayar bahkan hingga Minggu (11/2), TWP90 Investree bertahan di level 16,44 persen jauh di atas ambang batas regulator sebesar 5 persen.

PT iGrow Resources Indonesia (iGrow) yang kini berubah nama menjadi PT LinkAja Modalin Nusantara juga dihadapkan oleh kasus gagal bayar. Di mana hingga hari ini TWP90 iGrow berada di level yang sangat tinggi 46,56 persen.

Baca juga: 2 Cara Cek Saldo BRI lewat HP dengan Mudah dan Praktis

Kasus gagal bayar ini bahkan berlanjut ke ranah hukum di mana para lender menggugat iGrow di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Salah satu gugatannya meminta iGrow untuk mengembalikan modal.

Berikutnya masalah gagal bayar juga menimpa PT Tani Fund Madani Indonesia (TaniFund), hingga hari ini kondisi TWP90 pinjol yang fokus pada ekosistem pendanaan agrikultur tersebut berada di level 63,93 persen.

Sejumlah lender sudah tampak geram dan memutuskan untuk menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Setidaknya 3 lender yang menggugat TaniFund atas perkara gagal bayar yang tercatat di PN Jaksel pada 18 Januari 2023. (Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli) 

Baca juga: Sri Mulyani Blokir Anggaran Rp 50,14 Triliun, Ada untuk Honor, Perjalanan Dinas hingga Paket Meeting

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Gagal Bayar Fintech P2P Lending Semakin Marak, Ini Pemicunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com