Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blackberry Berencana PHK 200 Karyawan, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 13/02/2024, 14:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Ilustrasi ponsel pintar Blackberry.PIXABAY/USER1462590383 Ilustrasi ponsel pintar Blackberry.

Diberitakan sebelumnya, Blackberry yang sempat merajai pasar ponsel pintar di sejumlah negara, termasuk Indonesia, kini tidak ada lagi gaungnya.

BlackBerry pernah berjaya dalam industri smartphone setelah sukses menyingkirkan Nokia. Pada tahun 2008, perusahaan ini bernilai 84 miliar dollar AS. Produk-produknya pun digemari banyak orang.

Baca juga: 5 Langkah Cepat Dapat Pekerjaan Usai Kena PHK Perusahaan

Saat ini, bisnis ponsel BlackBerry bisa dikatakan gagal total. Lantaran nyaris sudah tak ada lagi harapan, paten ponselnya dijual kepada Catapult IP Innovations Inc. senilai 600 juta dollar AS.

Paten-paten tersebut termasuk paten legasinya untuk mobile device atau perangkat mobile, serta kategori messaging and wireless networking alias layanan pesan dan jaringan nirkabel.

Bernasib tak mujur di bisnis ponsel, BlackBerry kini fokus terjun ke industri otomotif. Bukan sebagai pembuat mobil maupun suku cadangnya, melainkan sebagai produsen pengembang perangkat lunak alias Internet of things atau IoT pada kendaraan.

Dikutip dari laman resmi perusahaan, perangkat lunak tersebut yakni QNX yang diklaim sudah ditanam di lebih dari 215 juta kendaraan dari berbagai pabrikan otomotif.

Baca juga: Didesak Investor, Zoom PHK 150 Karyawan

QNX sendiri merupakan perangkat lunak untuk keselamatan berkendara. Di industri yang sama, perusahaan ini bersaing dengan Aptiv, Denso, Ford, GM, Hyundai, LG Electronics, Magna, dan Volvo.

BlackBerry bahkan menyebut QNX merupakan pemimpin pasar IoT otomotif, di mana perangkat ini sudah digunakan di BMW, Bosch, Honda, Mercedez, Toyota, hingga Visteon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com