Baca juga: Sentimen Pemilu Masih Bayangi Pergerakan IHSG Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
Di sisi lain, dampak dari kebijakan baru diharapkan akan terlaksana pada 2025. Rully optimis ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga 100 bps, yang mana hal ini juga akan dikuti oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 100 bps.
“Dengan penurunan suku bunga The Fed yang diperkirakan yang signifikan terutama pada semester II 2023 potensi rupiah menguat Rp 14.500 per dollar AS,” ujar Rully.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi, didukung oleh belanja rumah tangga, kebijakan fiskal yang akomodatif, dan investasi.
“Adanya sinyal satu putaran yang sangat jelas, saya rasa invstasi akan mendapat kepastian yang akan mendorong pertumbuhan di 2024-2025,” lanjut dia.
Baca juga: IHSG Ditutup Melejit Usai Pemilu, Ini Daftar Saham yang Naik Paling Tinggi
Sementara itu, kondisi yang perlu diwaspadai adalah kondisi geoppilik yang akan terus tidak pasti di AS, Timur Tengah. Rully menilai hal tersebut akan menyebabkan harga komditas mengalami penurunan akibat pertumbuhan ekonomi China yang melandai.
“Kebijakan moneter diharapkan lebih akomodatif dan inflasi kita lihat akan cenderung turun di negara maju, seperti AS,” tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.