Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Klaim Beras Surplus, tapi Kenapa Impor Ditambah?

Kompas.com - 28/02/2024, 10:33 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah resmi menambah jumlah impor beras yang sebelumnya hanya sebesar 2 juta ton sepanjang 2024, namun ditambah menjadi 3,6 juta ton. 

Padahal di satu sisi berdasarkan klaim Kementerian Pertanian ada sejumlah wilayah yang akan panen raya yang bisa membuat stok beras surplus. 

Kementan mencatat panen di wilayah Jawa Timur mengalami peningkatan luas panen menjadi 108.435 ton beras. Dengan adanya sisa stok tahun lalu dan jika ditambahkan dengan panen sekarang ada surplus sebesar 2,8 juta ton.

Baca juga: Pemerintah Beberkan Alasan Tambah Impor Beras 1,6 Juta Ton

Ilustrasi beras. Berikut perbandingan harga beras di berbagai negara, dari yang termurah dan termahal.SHUTTERSTOCK/SURAKIT SAWANGCHIT Ilustrasi beras. Berikut perbandingan harga beras di berbagai negara, dari yang termurah dan termahal.

Kemudian di Sulawesi Selatan, Kementan mencatat ada produktivitas panen yang bisa mencapai 5,8 ton beras. 

Pun di kawasan Banten yang dilaporkan memiliki hasil panen raya sebesar 261.969 ton dengan surplus 45.963 ton.  

Lalu mengapa jumlah kuota impor beras ditambah?

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menjelaskan, keputusan impor beras harus diambil untuk mengisi stok cadangan beras pemerintah yang ditargetkan harus bisa menyimpan sebanyak 1,2 juta ton. Di sisi lain jumlah kebutuhan beras nasional bisa mencapai 2,5 juta per bulan. 

Baca juga: Bapanas Klarifikasi Isu Beras Jadi Mahal gara-gara Bansos

Sementara jumlah penyerapan beras lokal saat ini masih minim lantaran ada sejumlah wilayah yang gagal panen.

Dengan demikian, keputusan impor beras harus diambil.

“Jadi sebenarnya kurang apa enggak stoknya? Kurang kan? Dari mana kalau kurang? Sementara keadaan produksi begini, yah impor,” ujar Arief di Jakarta, Selasa (27/2/2024). 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com