Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Buka-bukaan Data Penurunan Produksi Beras

Kompas.com - 01/03/2024, 15:13 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat produksi beras turun signifikan pada awal tahun 2024. Hal ini seiring dengan luas panen padi yang tergerus.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan, produksi padi pada periode Januari sampai April 2024 diperkirakan hanya mencapai 18,59 juta ton. Angka itu turun 17,54 persen dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 22,55 juta ton.

Penurunan itu melanjutkan kontraksi yang terjadi sepanjang tahun lalu. BPS mencatat, produksi beras sepanjang 2023 sebanyak 53,98 juta ton, turun 1,40 persen atau 770.000 ton dari tahun sebelumnya sebanyak 54,75 juta ton.

Baca juga: Inflasi dan Harga Beras Melesat di Tahun Kabisat

Ilustrasi beras. Berikut perbandingan harga beras di berbagai negara, dari yang termurah dan termahal.SHUTTERSTOCK/SURAKIT SAWANGCHIT Ilustrasi beras. Berikut perbandingan harga beras di berbagai negara, dari yang termurah dan termahal.

"Penurunan tersebut merupakan konsekuensi penurunan luas panen padi yang terdampak El Nino," ujar Habibullah, dalam konferensi pers, Jumat (1/4/2024).

BPS memang mencatat, luas panen padi berada dalam tren penurunan sejak paruh kedua tahun lalu akibat fenomena kemarau berkepanjangan atau El Nino.

Tercatat total luas panen padi tahun lalu mencapai 10,45 juta hektare (ha), turun 2,29 persen dari tahun sebelumnya.

Tren penurunan diprediksi berlanjut pada awal tahun ini.

Baca juga: Imbas Kenaikan Harga Beras, Inflasi Februari Melonjak jadi 0,37 Persen

Habibullah bilang, luas panen padi sepanjang Januari-April 2024 diperkirakan seluas 3,52 juta ha. Angka itu ambles 16,48 persen dari periode yang sama tahun lalu seluas 4,21 juta ha.

"Penurunan luas panen tersebut dipengaruhi fenomena El Nino yang menguat pada semester II 2023," kata dia.

Seiring dengan penurunan produksi itu, BPS mencatat rata-rata harga beras mengalami tren kenaikan. Bahkan, rata-rata harga beras mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.

Ilustrasi beras. SHUTTERSTOCK/JADED ART Ilustrasi beras.

Data menunjukan, rata-rata harga beras di level eceran mencapai Rp 15.157 per kilogram (kg) pada Februari lalu. Angka itu melonjak 24,65 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan naik 6,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Baca juga: BPS: Harga Beras pada Februari 2024 Capai Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Di tingkat grosir, rata-rata harga beras telah mencapi Rp 14.396 per kg. Ini meningkat 20,08 persen dibandingkan Februari tahun lalu atau naik 5,96 persen dari Januari lalu.

Adapun di level penggilingan, rata-rata harga beras telah mencapai Rp 14.274 per kg. Ini juga melonjak, yakni sebesar 24,65 persen secara tahunan dan 6,76 persen secara bulanan.

"Harga rata-rata dari berbagai jenis kualitas seluruh beras di seluruh kabupaten/kota ini di mana bulan Februari 2024 merupakan harga tertinggi dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya," ucap Habibullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com