Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Peluang "Leasing" Panen Pembiayaan Kendaraan Jelang Ramadhan 2024

Kompas.com - 07/03/2024, 07:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi, masyarakat Indonesia gemar mudik menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini turut mendongkrak permintaan pembiayaan di perusahaan pembiayaan atau multifinance menjelang Ramadhan 2024.

Salah satu perusahaan pembiayaan, PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) (CNAF) optimistis, pertumbuhan pembiayaan baru akan meningkat selama bulan Ramadhan.

Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance Ristiawan Suherman mengatakan, bulan Ramadhan akan menjadi momentum positif bagi pertumbuhan pembiayaan kendaraan baru, bekas, dan multiguna.

"Sehingga CNAF optimistis menargetkan penyaluran pembiayaan baru diperiode Ramadhan atau bulan Maret dan April 2024 adalah sebesar Rp 1,5 triliun," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (6/3/2024).

Baca juga: Asosiasi Leasing: 80 Persen Pembelian Kendaraan Listrik Masih Tunai

Sebagai catatan, penyaluran pembiayaan baru di CIMB Niaga Finance sampai dengan bulan Februari 2024 mencapai Rp 1,56 miliar. Jumlah tersebut meningkat 50 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,04 miliar.

Ia mencatat, pembiayaan kendaraan bekas dan pembiayaan multiguna menjadi penyokong pertumbuhan pembiayaan baru di perusahaan sampai Februari 2024.

"Secara komposisi penyaluran pembiayaan kedua segmen tersebut berkontribusi 74 persen dari total penyaluran pembiayaan baru," imbuh dia.

Baca juga: Manfaat Perusahaan Leasing sebagai Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB

Sebelumnya, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan terjadinya pertumbuhan pembiayaan kendaraan menjelang Ramadhan 2024.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menuturkan, potensi untuk perusahaan pembiayaan tidak hanya datang dari kendaraan baru, tetapi juga kendaraan bekas.

"Biasanya potensinya itu satu banding tiga, satu mobil baru atau motor baru berbanding dengan potensi 3 motor dan mobil bekas," kata usai konferensi pers Peluncuran Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Jelang Ramadhan, OJK Beri Sinyal Pertumbuhan Kredit Kendaraan dan Paylater hingga 13 Persen

Ia menambahkan, ketika Idul Fitri banyak orang yang ingin pulang kampung. Belum lagi keinginan tersebut didukung dengan adanya infrastruktur yang lebih baik.

Menurut Suwandi, beberapa masyarakat sebenarnya sudah memiliki kendaraan, tetapi ketika Ramadhan masyarakat memiliki keinginan untuk tukar tambah dengan unit yang baru.

"Ini fenomena yang pasti terjadi, dan menjelang Lebaran dealer juga mengadakan promo-promo. Ini adalah potensi pembiayaan," imbuh dia.

Baca juga: Senjata Leasing Dongkrak Pembiayaan Saat Ramadhan, DP Murah hingga Bunga 0 Persen

 

Proyeksi OJK

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan utang pembiayaan berada pada kisaran 11-13 persen secara tahunan atau year-on-year pada saat Ramadhan 2024 ini.

Hal itu karena dalam lima tahun terakhir, selalu terdapat tren peningkatan penyaluran pembiayaan di industri multifinance menjelang Ramadhan.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengungkapkan, tren peningkatan penyaluran pembiayaan ini terjadi sebulan sebelum Idul Fitri.

"Artinya selama bulan Ramadhan (terjadi peningkatan penyaluran)," kata dia dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Februari 2024, Senin (4/3/2024).

Ia menambahkan, peningkatan penyaluran pembiayaan ini terutama terjadi pada segmen bisnis kendaraan bermotor.

Hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan kendaraan masyarakat untuk mudik Lebaran atau jalan-jalan selama libur Idul Fitri.

Baca juga: OJK Luncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan

OJK juga memperkirakan akan ada peningkatan penyaluran pembiayaan di sektor buy now pay later (BNPL) atau paylater.

"Hal ini karena meningkatnya kebutuhan masyarakat saat bulan Ramadhan dan Lebaran, seperti untuk pembelian barang menjelang puasa dan Lebaran, serta pembelian tiket transportasi untuk mudik Lebaran," imbuh dia.

Dengan adanya lonjakan kebutuhan pembiayaan ini, Agusman mengingatkan perusahaan pembiayaan untuk tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam proses penyaluran pembiayaan.

"Sehingga pertumbuhan piutang tersebut tidak diiringi dengan pertumbuhan risiko kredit," tandas dia.

Baca juga: Pendanaan Industri Perusahaan Pembiayaan Masih Didominasi Pinjaman Bank

Sebagai informasi, OJK mencatat piutang pembiayaan sebesar Rp 475,58 triliun pada Januari 2024.

Angka tersebut tumbuh 13,07 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan piutang tersebut ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan modal kerja senilai 15,9 persen secara tahunan dan pembiayaan multiguna sebesar 14,04 persen secara tahunan.

Industri perusahaan pembiayaan memiliki tingkat kredit macet atau non performing financing (NPF) gross sebesar 2,5 persen.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Kredit Kendaraan Bekas Bakal Jadi Primadona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Whats New
Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Whats New
Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Whats New
Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com