Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan BSI soal Peta Persaingan Baru Industri Perbankan Syariah

Kompas.com - 08/03/2024, 12:21 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI buka suara terkait pertumbuhan persaingan di ekosistem industri perbankan syariah.

Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna menyambut baik semakin semaraknya industri perbankan syariah.

"Kalau kami si terus terang saja melihat dinamika di market syariah yang terus berkembang, kami sih senang. Artinya, pemain lebih banyak," kata dia ketika ditemui di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Baca juga: Intip Kinerja Bank Syariah Sepanjang 2023, Siapa yang Paling Moncer?

Ilustrasi keuangan syariah, ekonomi syariah.SHUTTERSTOCK/YURIY K Ilustrasi keuangan syariah, ekonomi syariah.

Ia menambahkan, pada dasarnya pasar yang memiliki penawaran lebih banyak dapat turut mendorong permintaannya. Lebih lanjut, Anton menjelaskan, ketika pemain perbankan syariah tumbuh, akan ada kesadaran merek yang lebih tinggi lagi.

"Kalau ada banyak pemainnya banyak kan, minimal dari branding-nya juga jadi naik gitu kan, penyedia jasa juga akan naik, pembeli juga akan naik," imbuh dia.

"Ini kan logika umum saja kalau kita berbisnis," timpal dia.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) percaya, munculnya beberapa bank besar syariah yang lain akan membantu persaingan bank syariah dan bank konvensional di masa depan. OJK menyebut perlu tambahan dua hingga tiga pemain perbankan yang besar dalam industri perbankan.

Baca juga: Kolaborasi dan Inovasi Digital Genjot Penetrasi Perbankan Syariah Indonesia

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, pemisahaan usaha atau spin off tersebut dilakukan dalam rangka untuk menjalin konsolidasi.

"Saya itu ingin melihat akan ada dua sampai tiga bank lain yang minimal seukuran BSI. Oleh karena itu apa pun yang akan dilakukan dalam konteks spin off pasti dilakukan dalam konteks konsolidasi," kata Dian.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa (20/2/2024).KOMPAS.com/ AGUSTINUS RANGGA RESPATI Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa (20/2/2024).
Berdasarkan catatan OJK, dari total 13 bank umum syariah dan 20 unit usaha syariah yang beroperasi di Indonesia, ada 11 bank umum dan 17 unit usaha syariah yang hanya memiliki aset di bawah Rp 40 triliun.

Untuk itu kehadiran pemain besar dalam industri perbankan syariah dinilai akan membawa angin segar dalam industri ini.

Baca juga: OJK Nilai Ekonomi Syariah RI Belum Optimal, Bakal Perkuat Bank dan BPR Syariah

Terakhir, santer terdengan kabar BTN Syariah akan mengakuisisi Bank Muamalat.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, aset BTN Syariah yang telah mencapai lebih dari Rp 50 triliun membuat unit usaha syariah (UUS) BTN itu harus memiliki perusahaan cangkang atau membuat BTN Syariah menjadi bank umum syariah (BUS) dalam waktu 2 tahun.

"Saat ini kami sedang due diligence, yang satu kami tinggalkan sebentar. Kami sedang due diligence yang satu lagi. Jadi kami dibantu konsultan, sekuritas terbesar, KAP (kantor akuntan publik) dan law firm terbesar yang membantu kami melakukan due diligence," ujar dia.

Harapannya, proses uji tuntas ini dapat selesai pada April 2024. Adapun, keputusan terkait keberlanjutan proses akuisisi akan diambil pada waktu yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com