Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal SSF, Produk Derivatif yang Bakal Diluncurkan Bursa Efek Indonesia

Kompas.com - 08/03/2024, 13:07 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menyiapkan produk derivatif terbaru, yaitu Single Stock Futures (SSF). Produk ini ditargetkan akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Peluncuran SSF itu nantinya akan menambah variasi produk derivatif yang telah dimiliki Bursa sebelumnya yaitu LQ45 Futures, IDX30 Futures, Indonesian Government Bond Futures, dan Basket Bond Futures.

Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek “utama” baik yang bersifat penyertaan maupun utang.

Baca juga: BEI Ungkap Masih Ada 17 Perusahaan Antre IPO

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan, SSF merupakan perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.

Produk ini disebut berbeda dengan produk derivatif BEI lainnya yang didasari oleh indeks saham dan surat utang negara, di mana efek yang mendasari SSF adalah saham.

"SSF juga memiliki satuan kontrak yang paling rendah dibanding produk derivatif lainnya, sehingga modal yang dibutuhkan investor untuk dapat mulai berinvestasi SSF lebih kecil," ujar Jefrrey dalam keterangan tertulisnya, Jumat, (7/3/2023).

Sebagai produk derivatif, Jeffrey bilang, SSF menawarkan sejumlah manfaat yang tidak bisa ditemukan pada instrumen investasi lainnya.

Salah satunya adalah modal transaksi yang rendah, di mana investor dapat membeli sebuah saham hanya dengan membayar minimum 4 persen dari modal yang dikeluarkan jika membeli saham biasa.

Ketentuan modal minimum tersebut juga dapat ditetapkan lebih tinggi oleh Anggota Bursa.

SSF pun disebut memberikan kesempatan bagi investor untuk melindungi nilai portofolio dan mendapat keuntungan baik pada saat pasar naik maupun turun.

"Apabila kondisi pasar sedang mengalami tren penurunan, investor dapat mengambil posisi short dan mengambil keuntungan apabila saham yang mendasari SSF turut mengalami penurunan harga, begitupun sebaliknya," tuturnya.

Baca juga: Jawaban BTN ke BEI soal Akuisisi Bank Muamalat

Rencananya, SSF bakal diluncurkan BEI pada Maret ini. Oleh karenanya, Jeffrey menyebutkan, pihaknya akan terus mengadakan rangkaian kegiatan sosialisasi kepada investor pasar modal.

"Agar investor mendapat pemahaman yang mendalam mengenai produk derivatif yang ada di BEI dan mulai memanfaatkan produk tersebut untuk mengoptimalkan keuntungan," katanya.

Selain itu, Jeffrey menyebutkan, BEI akan adaptif dan inovatif dalam mengembangkan variasi produk non-saham, termasuk produk derivatif, agar dapat dimanfaatkan oleh investor pasar modal Indonesia untuk mengoptimalkan keuntungan.

"Kami selalu terbuka untuk menerima masukan dari pelaku pasar agar produk yang dikembangkan oleh BEI tepat sasaran untuk memenuhi kebutuhan Investor pasar modal Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Bos BEI Enggan Buru-buru Loloskan IPO, Khawatir Emiten yang Baru Listing Digugat PKPU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com