Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Kasus Gagal Bayar, OJK Minta iGrow Beri Laporan Berkala ke Pemberi Dana

Kompas.com - 10/03/2024, 17:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, fintech peer to peer lending PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) telah menyampaikan rencana tindak terkait proses penyelesaian pendanaan bermasalah.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK Agusman mengatakan, pihaknya meminta iGrow untuk terus melaporkan kemajuan dari penangangan kredit macet tersebut dengan rutin.

"OJK juga meminta komitmen iGrow untuk secara berkala melaporkan progres penanganan pendanaan yang macet," kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (10/3/2024).

Baca juga: Kasus Gagal Bayar iGrow Belum Tuntas, Lender Hanya Dicicil Puluhan Ribu Rupiah

Sejumlah platform fintech peer to peer (P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) masih dirundung masalah gagal bayar, dengan rasio Tingkat Wanprestasi 90 hari (TWP90) yang tinggi.SHUTTERSTOCK/JIRSAK Sejumlah platform fintech peer to peer (P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) masih dirundung masalah gagal bayar, dengan rasio Tingkat Wanprestasi 90 hari (TWP90) yang tinggi.

Adapun laporan tersebut harus diberikan kepada para pemberi pinjaman (lender) secara transparan dan dengan data terkini.

Agusman menerangkan, iGrow sampai saat ini masih tetap melakukan upaya penagihan dan pemantauan terhadap penerima pinjaman (borrower).

Selain itu, iGrow juga melakukan upaya hukum sebagai bagian dari bentuk penyelesaian pendanaan macet itu.

"OJK sedang melakukan pendalaman atas adanya indikasi fraud yang terjadi di iGrow," terang Agusman.

Baca juga: Kasus Kredit Macet, OJK Sebut Pinjol iGrow Masih Lakukan Penagihan

Dilansir dari Kontan, pengacara lender iGrow yang tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Rifqi Zulham menuturkan kliennya sempat mendapatkan pembayaran cicilan.

Tertera, cicilan sebesar Rp 23.625 tersebut diberikan pada awal Februari 2024. Adapun proyek yang didanai yakni budidaya dan penjualan umbi porang.

Ilustrasi fintech peer to peer lending. SHUTTERSTOCK/TIERNEYMJ Ilustrasi fintech peer to peer lending.
"Pada awal Februari, hanya mencicil dan memberikan informasi yang tidak benar. Contoh, modal klien misalnya Rp 1 juta, tetapi ditulis iGrow hanya Rp 31.000 dan dicicil hanya puluhan ribu saja," ungkap dia.

Memang dalam tangkapan layar tersebut tertera modal yang diberikan lender tercatat hanya sebesar Rp 31.500. Padahal, lender yang bersangkutan mengaku bahwa modal yang disalurkannya lebih dari Rp 1 juta.

Baca juga: Benahi Kredit Macet, iGrow Fokus Penagihan sampai Setor Modal

Sejumlah tangkapan layar juga mengungkap, beberapa lender mengeluh tentang cicilan dari iGrow yang nominalnya hanya puluhan ribu.

Mengenai hal itu, Rifqi beranggapan cicilan itu diduga hanya sekadar supaya iGrow dapat mengklaim telah melakukan pembayaran atau cicilan kepada klien. Akan tetapi, kata dia, informasi dan modalnya tidak sesuai.

Berdasarkan pantauan Kompas.com melalui laman perusahaan, iGrow memiliki TWP90 atau kredit macet sebanyak 44,56 persen.

Dalam lamannya, iGrow disebut telah menyalurkan total pendanaan senilai Rp 684,4 miliar. Sementara itu total outstanding pendanaan masih mencapai Rp 308,4 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com