Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Inflasi Hijau: Definisi, Dampak, dan Contoh di Banyak Negara

Kompas.com - 16/03/2024, 10:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Inflasi hijau adalah kata yang barangkali masing cukup asing di telinga sebagian orang. Istilah ini memamg terbilang baru di Indonesia.

Bila mengutip laman Philonomist, arti inflasi hijau mengacu pada kenaikan harga bahan mentah dan energi sebagai akibat dari adanya transisi hijau.

Disebutkan bahwa dengan adanya inflasi hijau, ada kenaikan harga-harga barang maupun jasa yang sifatnya jangka panjang, seiring dengan banyaknya upaya pemerintah di berbagai negara untuk memenuhi komitmen lingkungan.

Komitmen lingkungan dalam inflasi hijau adalah upaya yang dilakukan untuk memperluas penggunaan energi terbarukan, mengurangi polusi atau pencemaran, pengurangan karbon, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, dan usaha-usaha lainnya terkait perbaikan lingkungan hidup.

Baca juga: Pengertian Inflasi, Penyebab, Dampak, dan Mengatasinya

Sederhananya, dengan meningkatnya pengeluaran biaya untuk teknologi yang lebih ramah lingkungan, tentu saja secara tidak langsung akan berdampak pada kenaikan harga-harga barang atau jasa terkait.

Inflasi hijau terjadi karena teknologi, bahan baku, maupun energi yang digunakan yang mengedepankan ramah lingkungan memang lebih mahal. Misalnya saja, listrik yang dihasilkan dari pembangkit panel surya lebih mahal dibandingkan dengan listrik yang diproduksi dari batu bara.

Contoh inflasi hijau

Contoh inflasi hijau adalah penerapan pajak karbon. Pajak ini menyebabkan harga bahan bakar naik. Hal itulah yang sempat memicu gerakan protes Rompi Kuning di Prancis pada tahun 2018.

Contoh lain inflasi hijau adalah kenaikan harga bahan baku litium. Harga litium yang digunakan untuk membuat baterai mobil listrik meningkat sebesar 400 persen pada tahun 2021.

Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, sementara permintaan litium diperkirakan akan meningkat sebanyak 40 kali lipat pada tahun 2040.

Baca juga: Mengenal Inflasi Hijau, Pertanyaan Gibran kepada Mahfud MD dalam Debat Cawapres

Hal yang sama berlaku untuk aluminium, yang digunakan untuk menghasilkan energi surya dan angin, yang harganya naik dua kali lipat antara tahun 2021 dan 2022, dan mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Tren ini juga diperkirakan akan bertahan lama, karena China, yang memproduksi 60 persen dari seluruh aluminium, telah memutuskan untuk membatasi produksi pabrik baru yang berpolusi tinggi, untuk mencapai pengurangan karbon.

Mengapa perlu inflasi hijau?

Konsep inflasi hijau menyoroti perubahan dalam pola konsumsi dan produksi yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, polusi, dan emisi gas rumah kaca.

Ini bisa melibatkan penggunaan teknologi yang lebih bersih, investasi dalam energi terbarukan, praktik pertanian organik, dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.

Peningkatan harga barang dan jasa yang terkait dengan praktik dan produk ramah lingkungan dalam konsep inflasi hijau dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain:

1. Permintaan konsumen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com