Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sebut Kenaikan Suku Bunga di Jepang Belum Berdampak ke RI

Kompas.com - 20/03/2024, 16:52 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan, keputusan bank sentral Jepang (BoJ) untuk menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam 17 tahun terakhir belum berdampak siginfikan terhadap pasar keuangan RI.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, sejauh ini keputusan BoJ untuk mengerek suku bunga acuan menjadi 0 sampai 0,1 persen belum berpengaruh terhadap pergerakan arus modal di pasar keuangan dan kurs mata uang.

"Bahkan (kenaikan suku bunga BoJ) tertutup pengaruh dari Amerika Serikat sendiri, yaitu DXY (indeks dollar AS) yang trennya menguat," tutur dia, dalam konferensi pers, di Gedung BI, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Baca juga: Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Selain itu, pasca BoJ menaikan suku bunga acuannya, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Negeri Sakura justru cenderung melemah ke kisaran 0,725 untuk obligasi dengan tenor 10 tahun.

"Itu dampaknya justru kami lihat yield-nya mengalami pelemahan," katanya.

Dengan melihat perkembangan pasar keuangan tersebut, Destry menilai, dampak kenaikan suku bunga BoJ tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan rupiah.

"Jadi terkait dengan kenaikan suku bunga Jepang, kami masih belum lihat dampaknya signifikan terhadap rupiah," ucapnya.

Baca juga: Menyesuaikan Kondisi Ekonomi AS, The Fed Diperkirakan Tak Agresif Pangkas Suku Bunga

Sebagai informasi, secara resmi mengakhiri kebijakan suku bunga negatif. BoJ menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam 17 tahun atau sejak 2007.

Langkah itu dilakukan guna menjawab sinyal-sinyal awal kenaikan upah yang kuat tahun ini, serta untuk memberikan sinyal optimisme di tengah tantangan ekonomi global.

Suasana di salah satu destinasi wisata populer Shibuya di Tokyo, Jepang, Minggu (5/11/2023).KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Suasana di salah satu destinasi wisata populer Shibuya di Tokyo, Jepang, Minggu (5/11/2023).
Dikutip dari CNBC, Selasa (19/3/2024), BoJ menyatakan tidak akan memulai kenaikan suku bunga secara agresif. BoJ mengatakan, kondisi keuangan yang akomodatif akan dipertahankan untuk saat ini, mengingat rapuhnya pertumbuhan ekonomi terbesar keempat di dunia tersebut.

BoJ menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi sekitar nol sampai 0,1 persen dari minus 0,1 persen. Adapun rezim suku bunga negatif di Jepang telah berlaku sejak tahun 2016.

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

BoJ juga menghapuskan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (yield curve control) yang radikal untuk obligasi negara Jepang, yang digunakan bank sentral untuk menargetkan suku bunga jangka panjang dengan membeli dan menjual obligasi jika diperlukan.

Namun bank sentral akan terus membeli obligasi pemerintah senilai jumlah yang sama seperti sebelumnya, saat ini sekitar 6 triliun yen per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com