Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 4 Instrumen Kebijakan Moneter Paling Umum Digunakan

Kompas.com - 23/03/2024, 14:27 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Ada beberapa instrumen kebijakan moneter yang biasa diambil oleh bank sentral. Tujuannya adalah menjaga stabilitas keuangan suatu negara.

Mengutip laman resmi Bank Indonesia, mencapai stabilitas nilai rupiah, kebijakan moneter betujuan untuk mencapai stabilitas nilai mata uang dan memelihara stabilitas sistem pembayaran.

Tujuan lainnya yaitu menjaga stabilitas sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebagaimana tercantum dalam pada pasal 7 UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

UU ini sebenarnya sudah mengalami revisi dalam UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

Baca juga: Apa Itu Kebijakan Moneter: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya

4 instrumen kebijakan moneter

Instrumen kebijakan moneter adalah alat-alat yang digunakan oleh bank sentral untuk mengatur suplai uang dan suku bunga dalam perekonomian dengan tujuan mencapai sasaran kebijakan moneter tertentu, seperti mengendalikan inflasi, mendukung pertumbuhan ekonomi, atau menjaga stabilitas sistem keuangan.

Nah apa sajakah instrumen kebijakan moneter yang diterapkan bank indonesia?

Berikut adalah 4 instrumen kebijakan moneter yang umum digunakan oleh bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia:

1. Suku bunga acuan

Bank sentral dapat mengatur suku bunga acuan, yaitu tingkat suku bunga yang digunakan sebagai referensi dalam transaksi keuangan antarbank dan transaksi keuangan lainnya.

Dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan, bank sentral dapat mempengaruhi tingkat suku bunga di pasar secara keseluruhan.

Baca juga: 3 Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia yang Sering Dipakai BI

Suku bunga acuan merupakan salah satu instrumen utama dalam kebijakan moneter dan memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas perekonomian secara keseluruhan.

Suku bunga acuan ditetapkan oleh bank sentral suatu negara. Di banyak negara, bank sentral memiliki wewenang untuk menetapkan tingkat suku bunga ini melalui komite kebijakan moneter atau badan lain yang bertanggung jawab.

Suku bunga acuan memiliki dampak langsung terhadap tingkat suku bunga lainnya di pasar keuangan.

Bank-bank komersial dan lembaga keuangan lainnya sering menggunakan suku bunga acuan sebagai dasar untuk menetapkan suku bunga pinjaman kepada konsumen dan bisnis.

Perubahan dalam suku bunga acuan dapat mempengaruhi minat untuk meminjam dan berinvestasi.

Baca juga: 5 Tujuan Kebijakan Moneter yang Diambil Bank Sentral

Penurunan suku bunga acuan cenderung merangsang aktivitas pinjaman dan investasi karena biaya pinjaman menjadi lebih rendah, sementara kenaikan suku bunga acuan dapat memiliki efek sebaliknya.

2. Rasio cadangan wajib

Rasio cadangan wajib adalah persentase dari dana yang harus disimpan oleh bank komersial atau lembaga keuangan lainnya di bank sentral sebagai bagian dari persyaratan regulasi.

Persyaratan ini ditetapkan oleh bank sentral sebagai salah satu instrumen kebijakan moneter untuk mengatur likuiditas di pasar dan mempengaruhi aktivitas perbankan.

Bank sentral dapat menetapkan persyaratan cadangan yang harus dipertahankan oleh bank-bank komersial sebagai bagian dari cadangan dana yang harus disimpan di bank sentral.

Dengan meningkatkan atau mengurangi persyaratan cadangan, bank sentral dapat mempengaruhi jumlah uang yang tersedia untuk dipinjamkan oleh bank-bank.

Baca juga: Pengertian Kebijakan Moneter Ekspansif dan Contohnya

Tujuan utama dari instrumen kebijakan moneter ini adalah untuk mengatur likuiditas di pasar dan mempengaruhi aktivitas perbankan. Dengan memperkuat atau mengendurkan persyaratan cadangan, bank sentral dapat mengontrol jumlah uang yang tersedia di pasar.

Persyaratan cadangan juga membantu meningkatkan stabilitas sistem perbankan dengan memastikan bahwa bank-bank memiliki cadangan likuiditas yang cukup untuk menanggapi kebutuhan penarikan dana dari nasabah.

3. Operasi pasar terbuka

Operasi pasar terbuka (open market operations) adalah salah satu dari 4 instrumen kebijakan moneter yang paling umum digunakan oleh bank sentral untuk mengatur likuiditas di pasar keuangan dan mempengaruhi suku bunga.

Operasi pasar terbuka melibatkan pembelian atau penjualan aset keuangan oleh bank sentral di pasar terbuka, seperti obligasi pemerintah, surat utang korporasi, atau sekuritas lainnya.

Bank sentral melakukan transaksi ini dengan tujuan untuk mengatur jumlah uang yang beredar di pasar dan mempengaruhi suku bunga.

Ketika bank sentral melakukan pembelian aset keuangan di pasar terbuka, uang tunai diserahkan kepada penjual aset, sehingga meningkatkan likuiditas di pasar. Dengan meningkatkan likuiditas, bank sentral dapat menurunkan suku bunga di pasar.

Baca juga: Kebijakan Moneter Dapat Menjaga Stabilitas Ekonomi dengan Cara Apa?

Sebaliknya, ketika bank sentral menjual aset keuangan di pasar terbuka, uang tunai ditarik dari pasar, sehingga mengurangi likuiditas. Dengan mengurangi likuiditas, bank sentral dapat meningkatkan suku bunga di pasar.

Tujuan utama dari operasi pasar terbuka adalah untuk mencapai target suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral.

Melalui pembelian atau penjualan aset keuangan, bank sentral dapat mengendalikan pasokan uang di pasar dan, pada gilirannya, mempengaruhi tingkat suku bunga jangka pendek.

4. Kebijakan moneter diskonto

Instrumen kebijakan moneter diskonto merujuk pada praktik di mana bank sentral memberikan pinjaman kepada bank-bank komersial dengan menggunakan suku bunga diskonto.

Suku bunga diskonto adalah tingkat suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank-bank komersial untuk pinjaman yang diberikan kepada mereka.

Kebijakan moneter diskonto bertujuan untuk memberikan likuiditas tambahan kepada bank-bank komersial ketika mereka menghadapi kekurangan dana tunai.

Baca juga: 7 Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter serta Contohnya

Dengan menyediakan pinjaman melalui suku bunga diskonto, bank sentral dapat membantu bank-bank komersial untuk memenuhi kebutuhan likuiditas mereka, yang pada gilirannya dapat mencegah ketidakstabilan sistem keuangan.

Bank sentral biasanya menetapkan suku bunga diskonto sebagai tingkat suku bunga yang lebih tinggi daripada suku bunga acuan.

Bank-bank komersial dapat meminjam dari bank sentral dengan menggunakan aset yang dapat dijaminkan sebagai jaminan, seperti obligasi pemerintah atau surat utang lainnya. Bank-bank tersebut kemudian membayar kembali pinjaman tersebut dengan suku bunga diskonto yang telah ditentukan.

Instrumen kebijakan moneter diskonto dapat mempengaruhi tingkat suku bunga di pasar keuangan. Jika suku bunga diskonto diturunkan oleh bank sentral, bank-bank komersial mungkin akan lebih cenderung untuk meminjam dari bank sentral daripada mengambil pinjaman dari pasar keuangan yang mungkin memiliki suku bunga yang lebih tinggi.

Sebaliknya, jika suku bunga diskonto dinaikkan, bank-bank komersial mungkin akan lebih cenderung untuk mencari pinjaman dari pasar keuangan.

Salah satu instrumen kebijakan moneter adalah penetapan suku bunga acuan dari Bank Indonesia.ANTARA FOTO/OKY LUKMANSYAH Salah satu instrumen kebijakan moneter adalah penetapan suku bunga acuan dari Bank Indonesia.

Baca juga: Jenis-jenis Kebijakan Moneter untuk Mengatasi Inflasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com