Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prilly Latuconsina Dihujat Gegara Pakai Elpiji 3 Kg, Ini Aturannya

Kompas.com - 11/04/2024, 23:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Prilly Latuconsina menuai panen kritik di media sosial baru-baru ini. Hal itu dikarenakan artis sekaligus produser itu kedapatan menggunakan gas elpiji subsidi yang seharusnya hanya diperuntukkan untuk masyarakat miskin dan usaha mikro.

Lewat unggahan di Instagram, Prilly Latuconsina mengklarifikasi asal muasal tabung gas subsidi itu bisa ada di dapur rumahnya dan ia gunakan saat memasak jelang Lebaran 2024.

Menurut pengakuannya, tabung gas subsidi tersebut merupakan pinjaman dari agen gas langganannya karena ketiadaan tabung gas non-subsidi. Ia pun mengaku tidak sadar dengan hal itu sampai melihat beragam komentar pedas netizen di akun Insragramnya.

Prilly Latuconsina menyatakan tak pernah ada niatan untuk menyembunyikan penggunaan tabung gas untuk masyarakat miskin itu. Ia pun mengaku sudah mengembalikan tabung gas subsidi tersebut ke agen langganannya tersebut.

Baca juga: Ini Harga Gas Subsidi 3 Kg yang Bikin Prilly Latuconsina Dirujak Netizen

Aturan pemakaian elpiji 3 kg

Untuk diketahui saja, penggunaan gas elpiji 3 kg hanya diperuntukkan untuk masyarakat miskin, tepatnya penduduk kurang mampu yang sudah terdaftar dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Kementerian Sosial.

Nah bagi warga yang merasa kurang mampu secara ekonomi namun berlum terdaftar di DTKS, bisa mendaftar atau memeriksa data diri di agen resmi sub penyalur/pangkalan elpiji dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Kebijakan ini bertujuan agar besaran subsidi yang terus membengkak dari tahun ke tahun dari dana APBN dapat dinikmati sepenuhnya oleh kelompok masyarakat tidak mampu atau tepat sasaran.

Regulasi yang mengatur distribusi gas elpiji 3 kg adalah Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007, di mana penerima subsidi adalah warga miskin dan usaha mikro.

Baca juga: Ini Selisih Harga Tabung Gas Elpiji Subsidi Vs Non-Subsidi Per Kg

Gas elpiji 3 kg juga bisa dinikmati petani dan nelayan kecil sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019.

Dilansir dari Harian Kompas, elpiji melon adalah elpiji subsidi pemerintah untuk masyarakat miskin. Sebagaimana subsidi barang lainnya, subsidi elpiji ini bocor ke mana-mana. Banyak masyarakat yang bukan kategori miskin, tetapi menggunakannya. Apalagi distribusinya bersifat terbuka.

Akibatnya, volume penyalurannya terus membengkak setiap tahun. Anggaran negara untuk menyubsidi pun juga menggelembung.

Persoalan menjadi makin pelik karena 77 persen kebutuhan elpiji dalam negeri dipenuhi dengan impor. Dengan demikian, beban keuangan negara menjadi kian berat. Apalagi jika nilai tukar dollar AS melonjak atau kurs rupiah anjlok.

Baca juga: Beli Elpiji 3 Kg Kini Wajib Pakai KTP, Agen dan Pangkalan Nakal Bakal Ditutup

Mengutip informasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi elpiji melon selama tujuh tahun terakhir melonjak 2,9 juta metrik ton (MT). Pada 2007, distribusinya mencapai 6,29 juta MT. Pada 2023, distribusinya telah menggelembung menjadi 8,0 juta MT.

Dari tahun ke tahun, tingkat migrasi pengguna dari elpiji nonsubsidi ke elpiji subsidi semakin tinggi. Kementerian ESDM mencatat, realisasi penyaluran elpiji subsidi pada 2020-2022 meningkat rata-rata 4,5 persen.

Sementara penyaluran elpiji nonsubsidi menurun rata-rata 10,9 persen. Pada 2023, dari total 8,6 juta ton realisasi elpiji, 8,03 juta ton di antaranya adalah elpiji 3 kg. Artinya, secara proporsi, elpiji melon dominan dengan persentase mencapai 93,3 persen.

Berdasarkan data Pertamina dalam rapat di Komisi VII DPR RI, pada 14 Juni 2023, tren penyaluran harian elpiji subsidi meningkat dari sekitar 23.200 ton per hari pada Januari 2021 menjadi 26.000 ton per hari pada Januari 2023.

Sebaliknya, penjualan elpiji nonsubsidi rumah tangga merosot dari sekitar 1.900 ton per hari pada Januari 2021 menjadi 1.300 ton per hari pada Januari 2023.

Baca juga: Kasus Oplos Elpiji 3 Kg di Bandung, Pertamina Proses Hukum 4 Pelaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com