Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Kompas.com - 19/04/2024, 17:07 WIB
Nethania Simanjuntak,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi Institut Pertanian Bogor (IPB) University atas varietas unggul baru (VUB) tanaman padi, yakni IPB 9G yang dikembangkannya 

Amran menyebut, inovasi varietas unggul yang memiliki produktivitas tinggi dan tahan hama penyakit ini menjadi bukti nyata kontribusi IPB University bagi ketahanan pangan nasional.

“Kami sangat mengapresiasi IPB University. Ke depan, rencananya akan kami kembangkan. Kami harus hargai hasil penelitian yang luar biasa bagus ini," kata Mentan Amran.

"Atas nama pemerintah, saya berterima kasih kepada rektor IPB dan seluruh dosen di IPB atas kerja nyatanya. Ini sangat membantu petani dan republik yang kita cintai,” ujar Amran dalam keterangan persnya, Jumat (19/4/2024).

Selain unggul dari sisi produktivitas dan adaptif serta tahan akan hama penyakit, varietas 9G dari IPB University juga diklaim dapat menghemat penggunaan pupuk.

Mentan Amran berharap varietas ini dapat menambah preferensi petani terhadap varietas unggul yang berumur genjah dan hemat akan penggunaan pupuk.

Baca juga: Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

“Varietas ini bisa menghemat pupuk 20 persen, bayangkan kalau 100 persen kita gunakan benih ini, kita bisa hemat pupuk untuk padi itu (Rp) 10 triliun," kata Amran

"Hari ini ada 50 ton yang langsung kami beli. Jika dari IPB University sanggup memproduksi lebih banyak lagi, misalnya 50.000 ton, dari kami akan langsung membelinya,” ujar Amran.

Rektor IPB University Arif Satria mengatakan, varietas unggul baru ini menjadi salah satu cara bagi pertanian Indonesia untuk menghadapi ancaman perubahan iklim.

Ia mengatakan, IPB University setiap tahun memang selalu melakukan riset dan menghasilkan varietas unggul.

"Varietas 9G ini bersifat amfibi. Dalam artian, bisa diproduksi untuk lahan kering maupun di lahan sawah irigasi. Itu salah satu kelebihannya. Untuk produktivitasnya bisa dari sembilan sampai sebelas ton per hektar (ha),” ucap Arif.

Ia mengatakan, tantangan perubahan iklim, bisa ditanggulangi dengan inovasi dan teknologi.

"Kita tidak bisa menyalahkan perubahan iklim, tapi bagaimana kita menyiasati dengan teknologi dan inovasi," kata dia.

Untuk itu, Arif mengaku, akan menggandeng seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk bersama-sama memberi kontribusi bagi pembangunan pertanian Indonesia ke depan.

Baca juga: Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke

“IPB akan menggandeng semua perguruan tinggi di Indonesia untuk bersama-sama dengan Kementan dan pemerintah daerah (pemda) mewujudkan tidak hanya swasembada pangan tapi juga Indonesia sebagai eksportir beras di dunia,” ujarnya.

Sebagai informasi, varietas padi IPB 9G memiliki potensi produktivitas yang lebih tinggi dibanding dengan beberapa varietas unggul padi pada umumnya.

Selain itu, produktivitas  padi IPB 9G juga jauh lebih tinggi daru padi gogo lokal yang dibudidaya petani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com