Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melambat, Ekonomi DKI Jakarta Tumbuh 6,23 Persen di Kuartal I 2019

Kompas.com - 07/05/2019, 13:50 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta mencapai 6,23 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal I 2019. Angka tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan pada kuartal sebelumnya, yaitu 6,41 persen (yoy).

Namun demikian, angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan kuartal I pada tiga tahun sebelumnya yang sebesar 6,06 persen (yoy), maupun terhadap pertumbuhan nasional yang sebesar 5,07 persen (yoy).

Tetap tingginya pertumbuhan ekonomi pada awal tahun 2019 terutama disumbang  pertumbuhan ekspor yang sangat signifikan yaitu mencapai 43,09 persen (yoy), khususnya pada ekspor antardaerah, di tengah menurunnya kinerja ekspor luar negeri.

Baca juga: Kuartal I 2019, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,07 Persen

Impor pun tumbuh sebesar 9,58 persen (yoy) yang juga didorong impor antardaerah berupa kebutuhan pokok masyarakat.

Aktivitas terkait Pemilu sepanjang kuartal I 2019 turut berdampak pada meningkatnya konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sehingga mampu tumbuh sebesar 16,49 persen (yoy).

"Sementara itu, meskipun tidak setinggi pertumbuhan triwulan sebelumnya, pengeluaran konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup baik (5,85 persen yoy) dan memperkuat kinerja ekonomi Jakarta," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (7/5/2019).

Sejalan dengan pola belanjanya, kinerja konsumsi pemerintah pada kuartal I 2019 mengalami perlambatan, namun masih tumbuh 18,88 persen (yoy). Lebih terbatasnya aktivitas investasi pada awal tahun mengakibatkan kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh relatif terbatas, yaitu sebesar 0,23 persen (yoy).

Baca juga: Menilik Dampak Pemilu 2019 terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Seluruh lapangan usaha utama DKI Jakarta tumbuh positif, kecuali LU industri pengolahan yang terkontraksi hingga 1,03 persen (yoy) yang disebabkan turunnya produksi kendaraan bermotor.

Menurunnya produksi tersebut juga berdampak pada penjualan yang tercermin pada kinerja lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh sebesar 3,93 persen (yoy) atau lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya.

Sejalan dengan investasi yang melambat, lapangan usaha konstruksi juga tumbuh melambat, yaitu 2,65 persen (yoy).

"Meskipun demikian, di tengah perlambatan lapangan usaha utama, beberapa lapangan usaha mampu mencapai kinerja yang baik sehingga memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2019," jelas Hamid.

Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Masih jadi Penopang Utama Pertumbuhan Ekonomi

Lapangan usaha informasi dan komunikasi mampu tumbuh 13,17 persen (yoy) karena dorongan belanja iklan terkait kegiatan Pemilu selain penggunaan paket data yang tetap tumbuh tinggi. Sejalan dengan ini, lapangan usaha jasa perusahaan tumbuh 12,92 persen (yoy), antara lain didorong aktivitas berbagai lembaga dalam mendukung pelaksanaan Pemilu seperti lembaga survei.

Lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi tumbuh sebesar 11,49 persen (yoy) karena meningkatnya aktivitas perbankan dalam menyalurkan kredit.

"Dengan terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi pada awal tahun 2019, BI memperkirakan fase perbaikan ekonomi DKI Jakarta akan berlanjut hingga akhir tahun 2019," ujar Hamid.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Dunia Lemah, Defisit Neraca Perdagangan RI Bisa Melebar

Pertumbuhan ekonomi Ibu Kota pada tahun ini salah satunya akan ditopang kegiatan konsumsi rumah tangga, sejalan dengan tetap terjaganya tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian.

"Pembangunan infrastruktur masih tetap mendukung pertumbuhan ekonomi Jakarta meski lebih terbatas dari tahun-tahun sebelumnya," jelas Hamid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com